Terjadi Disrupsi
Saat itu kemudian terjadi disrupsi teknologi dan sosial di mana-mana. Masyarakat beralih ke digital dalam mencari informasi. Perusahaan media pers digital banyak tumbuh di mana-mana. Sementara media pers cetak banyak yang tutup untuk selamanya. Sebagian di antaranya bermigrasi ke online.
Ketika terjadi perubahan pekerjaan media dengan semangat kebaruannya di perusahaan media, dapat diperkirakan perguruan tinggi yang mempunyai jurusan jurnalistik ikut terkena disrupsi. Lulusannya tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan, karena apa yang diajarkan kepada mahasiswa berbeda dengan tuntutan lapangan kerja.
Praktis perguruan tinggi harus “belanja” ilmu jurnalisme baru, melakukan penelitian untuk memperoleh pengetahuan terbaru. Ada perguruan tinggi yang kemudian merekrut dosen dari kalangan praktisi media online, untuk memenuhi kebutuhan link and match dengan dunia kerja.
Sebut saja salah satu perguruan tinggi di Jakarta, Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) yang merekrut praktisi dari media siber untuk menjadi dosen di fakultas komunikasinya.
Disrupsi yang lebih tampak nyata terjadi di media pers cetak. Situasi bisnis perusahaan pers konvensional melemah, sebagian wartawan dipotong gaji mereka, ada yang kemudian dirumahkan, dan bahkan diberhentikan secara permanen.
Halaman : ① - ② - ③ - ④
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.