
Interaktif,
Terdapat fakta terbaru di negeri +62 ini yakni warganya yang pengeluaran per harinya di atas Rp 20 ribu bukan termasuk golongan miskin, atau tepatnya pengeluaran melebihi Rp 19.841 per harinya.
Itu ditetapkan berdasarkan penentuan Garis Kemiskinan Nasional yang dilakukan oleh BPS pada September 2024 lalu, yakni sebesar Rp 595.242 per kapita per bulan.
Jadi jika pengeluaran seseorang di bawah Rp 20 ribu per harinya; maka ia tergolong miskin. Ini tentu jadi terpikirkan dan membayangkan bagaimana kondisi hidup seseorang yang setiap harinya cuma bisa mengeluarkan biaya di bawah Rp 20 ribu, apa saja yang diperolehnya dengan duit sebegitu.
Sebagai misal saja seseorang setiap harinya hanya mampu mengeluarkan biaya rata-rata Rp 15 ribu, yang kalau dikalikan selama sebulan (ratakan 30 hari) berarti per bulannya adalah Rp 450 ribu. Keperluan yang harus ia penuhi untuk hidup adalah beli beras, ikan, telur, sayur, air, mie instant, gas, dan lainnya; yang harganya selalu meningkat setiap saat.
Duit sebesar Rp 15 ribu jika menggunakan ukuran rata-rata di Kalimantan; mungkin di daerah tertentu masih ada harga sepiring nasi Rp 10 ribu, ini artinya duit Rp 15 ribu cuma dapat nasi 1 setengah piring; yang jauh dari kecukupan nutrisi.
Entahlah, bagaimana cara perhitungannya sehingga diperoleh angka sebesar itu; sehingga seseorang digolongkan miskin; yang seharusnya bukan sekedar miskin saja tapi miskin ekstrem pakai sangat pula. Ironis memang negeri yang katanya sangat kaya ini tapi masih terdapat rakyatnya yang cuma berpengeluaran kurang dari USD 1 per harinya (kurs USD = Rp 16.400). Kira-kira menurut pembaca apa penyebabnya, silakan tulisan komentar di kolom di bawah. ©Jurnalisia™
👀 1306
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.