Filipina dan Indonesia Memimpin Asia Tenggara Dalam Pelanggaran Data

Regional,

Laporan terbaru oleh Surfshark untuk kuartal ke 3 tahun 2024 mengungkap tren yang mengkhawatirkan di Asia Tenggara; sejumlah besar pelanggaran data memengaruhi jutaan orang. Data tersebut menyoroti Filipina dan Indonesia sebagai hotspot di kawasan tersebut untuk data yang disusupi.

Dalam hal ini Filipina dan Indonesia memimpin Asia Tenggara dalam pelanggaran data. Filipina berada di puncak daftar dengan 1,93 juta pelanggaran yang mengejutkan, diikuti oleh Indonesia dengan 1,77 juta. 

Angka-angka tersebut menggarisbawahi meningkatnya kerentanan data digital di negara-negara ini. Malaysia berada di peringkat ke 3 dengan 1,11 juta pelanggaran, sementara Vietnam dan Singapura menyusul dengan masing-masing 995.451 dan 760.117 pelanggaran.

Negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara termasuk Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar, Brunei, dan Timor-Leste, juga melaporkan pelanggaran data, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit. Akan tetapi bahkan angka yang lebih rendah ini menunjukkan risiko yang signifikan bagi individu dan organisasi.

Laporan tersebut berfungsi sebagai pengingat yang jelas tentang pentingnya langkah-langkah keamanan siber yang kuat di Asia Tenggara. Karena adopsi digital terus meningkat, pemerintah, bisnis, dan individu harus memprioritaskan perlindungan data untuk mengurangi risiko pelanggaran data dan melindungi informasi sensitif. ©Jurnalisia™

👀 777