
"Saya ingatkan dan sekaligus saya tegaskan kepada kalian semua; kebijakan yang saya laksanakan adalah atas perintah pak Bos, jadi kalian jangan pernah mencoba membantah apalagi membangkang," kata Sanif, Kades Watu Panggung Kecamatan Bojong Kontet Kadipaten Rempah Bumi di hadapan seluruh Aparat Desa.
Mendengar ucapan Kades itu para Aparat Desa cuma diam menunduk sambil mencerna kata-kata "pak Bos" yang disebut si Kades; siapa yang dimaksud, yang memberi perintah.
"Pak Bos siapa sih," tanya Marni ke Bejo sesama Aparat Desa.
"Walah, masa kamu ga ngeh dengan sebutan pak Bos; itu lho si pengusaha yang paling terkenal di seantero kadipaten, kan dia yang membiayai pak Kades ikut Pilkades kemarin," jelas Bejo.
"Oh itu tho," sahut Marni melongo.
Sanif diketahui memang memiliki hubungan erat dengan pak Klewer, pengusaha berbagai macam kebutuhan warga yang namanya sangat terkenal di seluruh Kadipaten Rempah Bumi; yang selalu cawe-cawe perhelatan politik tak cuma sebatas di Kadipaten Rempah Bumi tapi juga di luar kadipaten.
"Masih ingat kalian semua arahan pak Kades kita kemarin; kebijakan beliau di desa ini atas perintah pak Bos. Tak cuma pak Kades, saya juga selaku Sekdes disini; sama menjalankan perintah pak Bos," ungkap Khalik, Sekdes Watu Panggung pada satu rapat bersama seluruh Aparat Desa tanpa dihadiri Kades.
"Sama saja ternyata; pak Kades dan pak Sekdes sama-sama tak punya kebijakan sendiri terhadap apa-apa menyangkut desa kita ini," sungut Sodik yang merupakan Kepala Urusan Pemerintahan Desa.
"Sebenarnya kalaupun mereka berkerja untuk pak Bos, namun tak layak disampaikan ke kita-kita. Itu urusan pribadi mereka ke pak Bos. Ini sama saja baik pak Kades maupun pak Sekdes itu seolah mengancam kita semua," ujar Tutik, Kepala Urusan Sosial Desa.
Itulah gambaran dan kondisi jika para pemimpin baik di level paling bawah hingga ke atasnya; menjadi perpanjangan atau tepatnya jadi kaki tangan para Kapitalis dan Oligarki; sehingga tak punya kebijakan yang mandiri selain melaksanakan perintah pak Bos yang telah menjadikan mereka sebagai pemimpin. Jurnalisia
👀 2402
*Nama-nama, tempat dan karakter pada tulisan ini hanyalah fiksi belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.