"Daripada pengecer ditingkatkan jadi pangkalan, lebih baik duitnya dibelikan barang untuk menambah jenis jualan," ungkap seorang warga di Batulicin yang biasa menjual LPG 3 kilogram di kiosnya.
Menurut yang ia dengar, jika ingin jadi pangkalan LPG 3 kiilogram; setidaknya harus mempersiapkan uang sebesar Rp 150 juta berikut berbagai persyaratan, itupun jika tembus, jika tidak, maka sama saja buang-buang uang, apalagi aturan yang mewajibkan calon pangkalan di rekeningnya harus tersedia dan standby dana sebesar Rp 750 juta dalam 3 bulan terakhir.
Sangat tak masuk akal dan tidak logis jika para pengecer diarahkan menjadi pangkalan LPG 3 kilogram, dikarenakan para pengecer ini jumlah jauh lebih banyak daripada pangkalan, dan berbagai persyaratan untuk jadi pangkalan sangat 'ribet'.
"Yang penting saya jualan LPG yang non subsidi saja. Kalau pihak pangkalan minta jualkan LPG 3 kilogram saya terima saja," tambah pemilik kios.
Diketahui harga LPG 3 kilogram di wilayah Tanah Bumbu rata-rata dijual di eceran antara Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu bahkan lebih jika terjadi kelangkaan. Namun warga kebanyakan tidak fokus pada harganya yang relatif mahal asalkan barang tersedia.
"Biar agak mahal tapi mudah didapat; tak masalah, daripada harganya lebih murah tapi sulit didapat apalagi sampai harus antri panjang," ungkap sejumlah warga. ©Jurnalisia™
👀 4225
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.