courtesy : breibart[dot]com |
Pemerintah Denmark sepakat menolak mengijinkan anak-anak yang lahir dari pejuang Negara Islam Denmark di luar negeri untuk mengklaim kewarganegaraan dan paspor.
Kebijakan itu muncul setelah pemerintah menengahi kesepakatan dengan Partai Rakyat Denmark (DF) yang populis, mengakhiri kebijakan sebelumnya yang memungkinkan anak-anak pejuang Negara Islam dari Denmark untuk bisa mengklaim kewarganegaraan.
Støjberg sendiri menjadi terkenal karena kebijakan migrasinya yang keras termasuk penolakan terhadap kuota migran Uni Eropa setelah berargumen bahwa tidak cukup migran berkontribusi pada masyarakat Denmark, dan berpendapat bahwa migran harus "menyesuaikan diri dengan nilai-nilai Denmark."
Christian Langballe, juru bicara DF, menyambut baik proposal tersebut, dengan mengatakan bahwa partai itu telah mendorong langkah semacam itu untuk periode waktu yang lama.
"Mereka lahir disana, mereka tidak pernah mengenal Denmark, mereka tidak memiliki hubungan dengan Denmark, dan kita harus ingat bahwa orangtua yang memilih untuk turun di zona perang berjuang untuk Negara Islam," kata Langballe.
Sekarang juga dimungkinkan bagi pemerintah Denmark untuk melepaskan kewarganegaraan anggota Negara Islam yang merupakan warga negara ganda tanpa melalui sistem pengadilan.
"Kami tidak ingin mereka pulang," kata Langballe dan menambahkan, "Kami telah melihat kembalinya para pejuang Suriah, misalnya kembali ke Prancis. Disini mereka melakukan serangan teroris yang mengerikan ini antara lain di Bataclan dan membunuh 129 orang."
Bahaya para pejuang yang kembali juga menjadi masalah di negara tetangga Swedia dimana beberapa orang dituding mulai berusaha merekrut orang-orang muda di mesjid-mesjid bawah tanah di kota Malmö.
Støjberg setuju dan mengatakan bahwa jika para pejuang memiliki kewarganegaraan lain maka dia tidak melihat alasan bagi mereka untuk kembali ke Denmark. "Mereka tidak diinginkan di Denmark," katanya. ©Jurnalisia™
👀 3192
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.