Jika kita menghitung waktu, maka kita akan memulainya dari detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun, begitu seterusnya hingga semuanya berganti.
Dalam Kalender Masehi kita mengenal 12 bulan dengan nama yang berbeda-beda. Lalu dari mana asal dari nama-nama bulan yang berbeda itu ? Simak seterusnya di bawah ini.
Bangsa Romawi jaman dulu hanya memiliki 10 bulan yang dalam 1 tahun terdiri dari 304 hari, bukan 12 bulan seperti di era kini. Penanggalan atau Kalender Bangsa Romawi dimulai dari bulan Maret atau March.
March atau Martius dalam Bahasa Latin disebut Mars, yakni nama Dewa Perang Bangsa Romawi, yang jika di Yunani setara dengan Dewa Ares, Dewa Pertumpahan Darah.
Dewa Mars ini oleh Bangsa Romawi diyakini sebagai ayah dari Remus dan Romolus, pendiri Kota Roma ibukota Negara Italia sekarang.
April atau Aprilis, merupakan padanan dari nama Dewi Aphrodite, Dewi Cinta dan Kecantikan dari bangsa Yunani di era pagan (penyembahan berhala). Dewi Aphrodite ini jika di Romawi adalah Dewi Venus. Namun nama April yang merujuk ke nama Aphrodite ini diragukan banyak ahli.
Kemudian May atau dalam Bahasa Indonesia ditulis dan dilafalkan Mei.
Kata May ini diprediksi diambil dari kata Maia, Dewi Kecil dalam tradisi paganisme Bangsa Romawi, yang diyakini merupakan ibu dari Dewa Merkuri yang merupakan pemberita para Dewa yang terkait dengan pelancong, pedagang, utusan dan pencuri.
Nama Juni atau June, merujuk ke kata Junior yang artinya muda, namun banyak ahli tak sependapat, malah merujuk ke kata Juno yang merupakan Dewi Ibu dan Anak. Juno merupakan Ratu Olimpiade yang juga merupakan istri dari Dewa Jupiter.
Juli dan Agustus, merujuk ke nama 2 Kaisar bangsa Romawi yakni Julius Caesar dan Caesar Agustus. Bulan Juli itu sebelumnya disebut Quintilus atau bulan ke 5 dalam Kalender Bangsa Romawi. Sedangkan Bulan Agustus adalah pengganti dari nama Sextilus yang artinya bulan ke 6.
Selanjutnya adalah September (bulan ke 7), October (bulan ke 8), November (bulan ke 9) dan December (bulan ke 10).
Sebanyak 2 bulan yang sebelumnya tidak ada yakni Januari dan Pebruari, ditambahkan sekitar abad ke 8 SM oleh Numa Pompilius, Raja ke 2 Bangsa Romawi.
Nama Januari (January) diambil dari nama Dewa Giannis yang memiliki banyak kepala, ia adalah Dewa Transisi dan pintu Bangsa Romawi.
Sedangkan nama Pebruari (February), merupakan nama yang tak ada kaitannya dengan nama Dewa maupun hitungan, tapi diambil dari nama festival pada jamannya yang disebut Februa; yang merupakan festival pemurnian Bangsa Romawi yang diadakan di dalam dan luar goa bernama Lupercull dimana Remus dan Romolus diyakini berada dan dirawat seekor Serigala betina. Festival untuk memperingati peristiwa Remus dan Romolus itu juga disebut Lupercalia. Jurnalisia
👀 30931
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.