Religi,
Joyeux noël et bonne année (baca: joiyo nowèlè bonani), atau Selamat Natal dan Tahun Baru.
Perayaan Natal atau dalam versi Arab; eid milad Said Yasu', dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia tak terkecuali di Negeri Muslim terbesar di dunia yakni Indonesia, bahkan juga dirayakan di Arab Saudi yang diketahui sebagai pusat agama Islam. Tapi jangan salah, di Arab Saudi perayaan Natal dilaksanakan hanya di ibukota Riyadh dan kota lainnya tak termasuk Mekah dan Medinah sebagai Kota Suci Umat Islam.
Namun demikian tak semua negara di dunia memperbolehkan perayaan Natal. Dihimpun dari sejumlah sumber; terdapat sejumlah negara di dunia yang melarang perayaan Natal. Negara mana saja itu, silakan disimak di bawah ini.
- Somalia, negara yang terletak di Benua Afrika ini sejak beberapa tahun lalu memutuskan melarang perayaan Natal di negara itu, karena disana penduduknya 100 persen beragama Islam, tak ada komunitas Kristen. Menurut Pemerintah Somalia; perayaan Natal itu adalah untuk umat Kristen bukan untuk umat Islam. Disamping itu jika ada perayaan Natal di negara itu dikhawatirkan akan memicu serangan Al Shabab, kaum ekstremis Islam.
- Tajikistan, negara pecahan dari Uni Soviet. Meski mayoritas berpenduduk Islam tapi negara ini sangat sekuler. Meski demikian perayaan Natal dan tahun baru Masehi dilarang di negara sekuler ini, bahkan juga melarang perayaan Halowen.
- Brunei, negeri yang terletak di Pulau Kalimantan ini Pemerintahnya juga melarang perayaan Natal secara terbuka. Kaum Kristen hanya diijinkan merayakan Natal di dalam komunitas mereka atau di lingkungan keluarga saja. Ornamen Natal tak boleh dimunculkan di ruang publik. Menurut Pemerintah Kerajaan Brunei, perayaan Natal tak semestinya dirayakan di negara Islam seperti Brunei.
- Korea Utara, negara Komunis ini bukan saja melarang perayaan Natal tapi seluruh perayaan hari besar agama apapun. Hari besar yang dirayakan di negara ini hanyalah HUT Pemimpin Korea Utara yakni Kim Jong Il.
Nah, itulah 4 negara yang melarang perayaan Natal bagi umat Kristiani. Negara-negara itu memiliki alasannya sendiri-sendiri, sehingga siapapun harus menghargai keputusan negara-negara tersebut. ©Jurnalisia™
👀 16731
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.