Soal pengangguran menikahi janda kaya yang dilontarkan oleh Cawagub Jakarta, Suswono; berbuntut panjang; telah ada pihak yang melaporkannya sebagai penistaan agama.
Pernyataan Suswono yang bermaksud menarik simpati para calon pemilih itu; dianggap oleh sejumlah pihak sebagai menista Nabi Muhammad SAW; seolah mengarah ke pribadi Nabi Muhammad SAW yang menikahi Siti Khadijah yang merupakan seorang Janda yang kaya di jamannya.
Nabi Muhammad SAW dalam sejarah tentang Islam mencatat; menikahi Siti Khadijah binti Khuwailid ketika berusia 25 tahun, ketika beliau belum diangkat sebagai Rasul, sedangkan Siti Khadijah pada saat itu berusia 40 tahun.
Apakah pemuda Muhammad ketika sebelum menikahi Siti Khadijah itu adalah seorang pengangguran ? Tentu tidak. Beliau yang telah ditinggal wafat oleh ayahandanya, Abdullah bin Abdul Muthalib ketika masih dalam kandungan, lalu ditinggal wafat pula oleh ibundanya, Siti Aminah ketika masih anak-anak; adalah seorang anak yang pekerja keras.
Di masa anak-anaknya Muhammad bin Abdullah menjadi penggembala kambing; dari menggembala kambing milik pamandanya, Abu Thalib hingga milik penduduk Mekah. Pekerjaan menggembala kambing ini dilakukan Muhammad hingga beliau remaja.
Disini tampak fakta jika Muhammad bukanlah seorang pengangguran di masa anak-anak hingga remaja. Saat berusia belasan tahun Muhammad telah melakukan perjalanan jauh, berdagang bersama Abu Thalib hingga ke Syam.
Muhammad yang kemudian menjadi Nabi sekaligus Rasul Umat Islam ini bukan kaleng-kaleng apalagi seorang pengangguran yang menikahi Janda Kaya. Menurut Shirah Nabawiyah; ketika menikahi Siti Khadijah, pemuda Muhammad memberikan mahar sebanyak 20 ekor unta betina muda, yang jika dihitung nilainya saat ini ratusan juta rupiah.
Seorang pengangguran tidak mungkin mampu memberikan mahar sebanyak 20 unta betina muda. Hanya pemuda yang pekerja keras saja yang mampu berbuat seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Jadi, berhentilah membandingkan beliau dengan seorang pengangguran apalagi mengatakan beliau sebagai pengangguran yang menikahi Janda Kaya.
Kepada para Politisi terutama yang beragama Islam, berhentilah menjadikan isu-isu agama sebagai bahan berpolitik maupun sebagai bahan kampanye politik. Berbuatlah kreatif dalam berpolitik agar masyarakat ikut tercerahkan. ©Jurnalisia™
👀 1574
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.