Interaktif | Mengaku Nabi di Era Modern; Mengapa Tidak ? - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Minggu, 20 Oktober 2024

    Interaktif | Mengaku Nabi di Era Modern; Mengapa Tidak ?

    Interaktif,
    Salahkan jika ada seseorang yang mengaku sebagai Nabi atau Utusan Tuhan di era modern ini ?

    Sama sekali tidak salah, tapi tentu banyak yang mempermasalahkan terutama para kaum agamawan.

    Selama seseorang yang mengaku sebagai Nabi tak mengaitkannya dengan agama tertentu; maka sah-sah saja. Misalkan seseorang itu mengaku Nabi yang diutus oleh Tuhan yang bernama Alien, lalu ajarannya berbeda dari ajaran agama-agama yang ada, dan misalkan agamanya diberi nama Agama Alienisme atau sebagainya yang berbeda dari nama agama-agama yang sudah ada.

    Di Indonesia sejumlah orang pernah mengaku sebagai Nabi sebut saja yakni Lia Eden atau Lia Aminuddin yang malahan mengaku sebagai titisan (reinkarnasi) Bunda Maria atau Ibunda Nabi Isa AS; ketemu Malaikat Jibril dan dapat meramal kapan kiamat tiba.

    Kemudian Ahmad Musaddeq atau Abdul Salam; mengaku Nabi terakhir setelah Nabi Muhammad SAW. Seorang warga Probolinggo bernama Nanang Zainuddin juga mengaku sebagai Nabi. Lalu seorang warga bernama Sensen Komara pun mengaku sebagai Nabi; yang mengubah syahadat Umat Islam menjadi syahadat dengan mengganti nama Nabi Muhammad dengan namanya.

    Ada pula Eyang Ended atau Dedi Mulyana yang diantara ajarannya memperbolehkan seseorang berhubungan intim dengan yang bukan istri maupun suaminya. Yang lainnya adalah Sri Hartati yang mengaku Nabi dan menyusun sendiri kitabnya yang ia namakan Alkitab Na'sum.

    Nah itulah sejumlah orang yang pernah mengaku sebagai Nabi atau Utusan Tuhan, hanya saja mereka mengaitkannya dengan agama tertentu terutama Islam; sehingga tentu saja umat Islam keberatan dan menuduh mereka sebagai penista agama. Kalau saja mereka mengaku Nabi namun tak mengaitkannya dengan agama manapun yang sudah ada; maka sah-sah saja, ini hak spiritual mereka, adapun urusan ada pihak yang mau percaya dan menjadi pengikutnya; itupun hak mereka pula. 

    Selama tak ada pihak manapun yang merasa dan dirugikan, jangankan cuma mengaku sebagai Nabi, mengaku sebagai Tuhan pun seperti halnya Sai Baba di India; sah-sah saja. Pertanyaan lagi adalah; ada kah yang akan mengaku Nabi lagi tapi yang benar-benar berbeda dari yang sebelumnya? ©Jurnalisia™
    👀 1980

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...