Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di era ini sangat jauh meninggalkan kondisi beberapa dekade sebelumnya. Meski berevolusi; teknologi ini telah mulai membantai dan mengurangi penggunaan tak sedikit peralatan yang dulu sangat akrab dengan keseharian manusia.
Misalkan saja kamera, yang beberapa dekade sebelumnya adalah termasuk peralatan yang cukup mahal dan tak setiap orang dapat memilikinya, kini dengan punya 1 gadget ataupun ponsel cerdas; maka bukan cuma kamera yang dimiliki seseorang tapi sekaligus alat perekam (recorder), jam, komputer, pengirim pesan sekaligus fungsi utama alat tersebut yakni telpon.
Dengan kemajuan teknologi itu pula yang kemudian memunculkan banyak platform media sosial dimana tiap orang dapat berbagi banyak hal di dunia maya tanpa harus langsung berhadapan secara fisik. Sebut saja yang paling terkenal itu adalah Google; mesin pencari (search engine) yang bertugas dan memiliki fungsi layaknya seorang pengelola arsip yang handal dan cekatan.
Google ini dapat menghubungkan seseorang ke berbagai platform media sosial yang sangat dikenal saat ini seperti Youtube, TikTok, Instagram, X, Facebook dan lainnya.
Ketika seseorang mencari postingan maupun tayangan di berbagai media sosial; Google akan menyajikan banyak hasil pencarian sesuai yang diinginkan. Misalkan saja seseorang ingin mengetahui tentang satu ilmu atau pengetahuan, maka Google memunculkan apa yang dicari dan menyajikan sejumlah pilihan yang sesuai dikehendaki.
Misalkan saja seseorang ingin mengetahui tentang hukum pidana, hukum agama (syariat) atau hukum-hukum lainnya, Google menyajikan postingan maupun tayangan dari para Pakar Hukum sesuai bidangnya masing-masing, maka seseorang dapat mengambil ilmu dari postingan dan tayangan dimaksud. Ini artinya seseorang itu belajar ilmu hukum bukan dari Google, tapi belajar dari para Pakar namun tidak secara fisik, dan Google hanyalah sebagai fasilitator.
Kalau terdapat diantara orang yang berpendapat kalau Google itu layaknya seorang Guru, Pakat dan sejenisnya, maka ini anggapan dan asumsi yang cacat logikanya teramat sangat. Karena Google tidak akan pernah bisa menemukan apapun jika tak ada postingan maupun tayangan tentang sesuatu hal ke dunia maya.
Bukan Google yang mengajari kita, tapi melalui Google kita dapat menemukan banyak pelajaran dan pengajaran. ©Jurnalisia™
👀 7205
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.