Tak sedikit dari umat Islam yang berpandangan bahwa kehidupan untuk akhirat jauh lebih penting daripada mengejar kehidupan dunia. Padahal jika melihat dari doa terbaik diantara doa-doa umat Islam; justru lebih mendahulukan "dunia" daripada akhirat.
"Rabbana aatiyna fid duniya hasanah, wa fil akhirati hasanah waqina azabannar."
Nah, pada lafal dan bunyi doa ini sangat jelas kata "duniya" atau dunia didahulukan penyebutannya daripada kata "akhirati"; yang jika dinalar secara logika urusan dunia lebih didahulukan lalu kemudian untuk kehidupan akhirat.
Hal ini juga terkait dengan maksud dan tujuan Tuhan menciptakan manusia di muka Bumi, yakni sebagai Khalifah atau penguasa yang memerintah di Bumi dengan segala isinya.
Kalau keberadaan manusia di Bumi hanyalah untuk sekedar memikirkan kehidupan akhirat; maka percuma saja Tuhan menjadikan dan menempatkan manusia di Bumi sebagai Khalifah, karena manusia bersifat pasif; tak menciptakan peradaban dengan mengelola Bumi menjadi lebih baik dan dinamis.
Kalimat-kalimat yang menganjurkan agar lebih mementingkan kehidupan akhirat daripada dunia; sebaiknya tak usah didengar, karena sama sekali tak memotivasi manusia untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai Khalifah Bumi yang dinamis dan tak menghasilkan peradaban apapun.
Lihatlah faktanya umat Islam jauh ketinggalan soal peradaban dari umat-umat lain yang dinamis, kreatif dan inovatif dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Bukan bermaksud mencampakkan atau meyepelekan kehidupan akhirat, hanya saja karena manusia yang masih hidup itu kaki-kaki mereka sedang berpijak di Bumi, maka berbuatlah yang terbaik untuk Bumi sambil mempersiapkan jalan untuk menuju kehidupan akhirat.
Islam mengajarkan umatnya hidup dalam keseimbangan antara fisik dan rohani, antara dunia dan akhirat; bukan lebih mementingkan satu diantaranya apalagi meninggalkan sama sekali 1 diantara 2 pilihan itu.
Nabi Muhammad SAW menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh dan teladan bagi umatnya. Sebagai seorang Nabi sekaligus Rasul; Beliau tidak larut dalam kehidupan yang monoton hanya untuk akhirat, tapi Beliau juga melakukan banyak hal terkait kehidupan dunia; Beliau berdagang dan berniaga, menjadi guru bagi para sahabatnya, ikut berperang bahkan menjadi kepala pemerintahan.
Bangkitlah, jadikanlah Nabi Muhammad SAW sebagai contoh terbaik atau uswatun hasanah; yang melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai manusia yang memiliki predikat Khalifah di Bumi (dunia) seperti keinginan Tuhan; bukan Khalifah di akhirat. Bangunlah peradaban melebihi umat-umat lainnya; agar umat-umat lain itu menjadi bergantung kepada umat Islam bukan sebaliknya. ©Jurnalisia™
👀 4531
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.