Kenapa tak ada negara berpenduduk mayoritas Muslim yang digolongkan negara maju ?
Itulah pertanyaan yang muncul di pemikiran kami atau bahkan kita semua. Padahal umat Islam di dunia ini jumlahnya cukup signifikan; terbesar di dunia jika 2 agama Nasrani yakni Kristen Protestan dan Katholik dipisahkan.
Mungkin terdapat beberapa hal yang bisa dijadikan asumsi yang dapat dijadikan jawaban kenapa tak ada negara mayorias Muslim yang maju diantaranya adalah; karena umat Muslim lebih disibukkan oleh urusan terkait agama daripada yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Kita dapat melihat contoh fakta di Indonesia; isu terkait persoalan agama (Islam, Red) muncul setiap saat jika kita sering membuka dan memantau di sejumlah platform media sosial. Permasalahan agama baik antar umat Islam maupun dengan umat agama lainnya.
Hasil perkembangan apalagi kemajuan Iptek di Indonesia hampir tak tampak. Misalkan saja kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informatika (IT); berbagai perangkat yang kini disebut baik itu telpon cerdas (smart phone) maupun gadget; rata-rata dibuat dan diproduksi oleh negara-negara yang notabene penduduknya Non Islam alias kafir.
Kebutuhan-kebutuhan selain kebutuhan dasar dan pokok yang digunakan oleh orang-orang Indonesia kebanyakan diproduksi oleh negara-negara berpenduduk kafir. Kondisi demikian juga terjadi di negara-negara yang berpenduduk Muslim lainnya.
Contoh lainnya bisa kita lihat pada penggunaan sarana transportasi baik mobil maupun sepeda motor yang didominasi oleh produk Jepang, selain itu produk dari Korea Selatan, China, Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan dari sejumlah negara Eropa lainnya.
Nah, itulah sejumlah fakta yang menggambarkan kenapa negara-negara mayoritas Muslim tidak semaju negara-negara yang lebih mengedepankan hal-hal terkait Iptek daripada mengurusi masalah agama dan tetek bengeknya.
Kalau diantara para pembaca ada menemukan negara Muslim yang maju, silakan isi di kolom komentar. ©Jurnalisia™
👀 5227
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.