Sangat sering kita membaca dan mengetahui terdapat figur publik dengan latar belakang yang berbeda-beda; bersikap dan bertindak dermawan; membantu orang miskin, anak yatim, korban bencana alam, membangun fasilitas umum, tempat ibadah dan lainnya.
Namun tak jarang pula akhirnya kita terkejut mengetahui ternyata si figur publik yang terlanjur dianggap dermawan itu tersandung kasus yang memalukan bahkan tindak pidana; penipuan, korupsi dan lainnya.
Kenapa bisa begitu ?
Mungkin saja selama ini apa-apa yang dia usahakan untuk memperoleh materi dan kekayaan itu dengan menghalalkan berbagai cara; melalui jalan yang tak seharusnya atau bertentangan dengan hukum.
Atau mungkin saja yang ada dalam pikirannya adalah; yang penting bisa kaya dengan berbagai cara, toh bisa ditebus atau dibersihkan dengan berbagai perbuatan baik.
Fenomena seperti ini sepertinya sudah menjadi hal yang dianggap lumrah. Suatu waktu diketahui berbuat kedermawanan dan dipuji-puji banyak orang, tapi di lain waktu akhirnya ketahuan segala perbuatannya yang ternyata melanggar hukum dan mendapat banyak hujatan pula.
Sehingga terdapat semacam ungkapan motivasi yang dapat dikategorikan idealis yakni; jika ingin mencapai suatu tujuan; mulailah dengan pikiran yang baik, lalu melaksanakannya dengan cara-cara yang baik pula, maka hasilnya pasti akan baik, serta dipergunakan untuk kebaikan pula.
Idealnya memang segala sesuatu harus berangkat dan dimulai dari hal-hal yang baik. Tapi biasanya yang seperti ini akan banyak rintangannya sebelum mencapai hasil, dan tak jarang justru gagal dikarenakan faktor-faktor yang tidak baik yang menjadi saingannya dan menjegalnya. Sehingga kebanyakan orang berpikir dan menempuh cara-cara yang tak dapat disebut baik dalam kaidah umum.
Seseorang selalu diukur dan identik dengan perbuatan baiknya yang dapat dilihat secara langsung pada saat-saat tertentu, tetapi sangat jarang mengetahui siapa dan bagaimana seseorang itu aslinya.
Banyak orang yang bersedia berbuat baik, namun kita tentu tak tahu apa tujuan dibalik kebaikannya itu; apakah murni dan tulus, ataukah hanya ingin menutupi keburukan dan dianggap baik. ©Jurnalisia™
👀 3509
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.