Assalamu alaikum warahmatullah wa barakatuh.Para pembaca dimana pun berada di seluruh Indonesia, di mancanegara khususnya di Kalimantan terutama Kalsel.
Kali ini kita akan membahas penggunaan kata "tiring" dan "tingau" dalam Bahasa (Basa) Banjar yang cukup jarang digunakan oleh para Penutur Basa Banjar terutama yang menggunakan Dialek Kuala. Silakan disimak di bawah ini.
Kata "tiring" dan "tingau" ini adalah 2 kata yang pengertian dan maksudnya sama cuma beda dialek saja, yakni antara Dialek Kuala dan Dialek Pahuluan. Adapun arti dan maksudnya dalam Bahasa Indonesia sama-sama; lihat atau pandang.
Kata "tiring" digunakan oleh Penutur Dialek Kuala, sedangkan "tingau" dipakai oleh Penutur Dialek Pahuluan.
Contoh 1 (Dialek Kuala); "Amun kutiring pinanya ikam ni pakai baju hanyar pang." (Kalau kulihat kamu ini sepertinya pakai baju baru.)
Contoh 2 (Dialek Pahuluan); "Cuba am kau tingau kaluar imbah kah sudah hujan." (Coba kamu lihat keluar sudahkah berhenti hujan.)
Contoh 3 (Dialek Kuala); "Nangapa gerang ikam ni mulai tadi aur maniring aku haja ?" (Kenapa kamu ini dari tadi memandangiku terus ?)
Contoh 4 (Dialek Pahuluan); "Jangan pati maningau aku kalu pina karindangan." (Jangan terus memandangiku kalau-kalau nanti kasmaran.)
Contoh 5 (Dialek Kuala); "Sial bubujuran aku tatiring urang mandi batilanjang." (Sial benar aku tak sengaja melihat orang mandi telanjang.)
Contoh 6 (Dialek Pahuluan); "Bujur-bujur balajar mambaca nintu jangan mata maningau ka punsil haja." (Yang serius belajar membaca itu jangan mata melihat ke ponsel saja.)
Nah, itulah kata yang kami maksud. Di postingan selanjutnya akan kami bahas kata-kata lainnya. Kami berharap ini berguna bagi yang tertarik mempelajari Basa Banjar. ©Jurnalisia™
👀 6676
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.