Pilkada, Bukan Kapabilitas Tapi Beradu Isi Tas - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Senin, 26 Agustus 2024

    Pilkada, Bukan Kapabilitas Tapi Beradu Isi Tas

    Regional,
    Tanpa berpanjang lebar, kita langsung pada fokus; isi tas. Bukan berisikan setumpuk ijazah pendidikan sampai tingkat apapun, sertifikat kecakapan, maupun piagam penghargaan, tapi isinya uang maupun surat-surat berharga yang bisa dijadikan uang fisik.

    Kapasitas bisa diatur, kapabilitas atau kemampuan nanti dulu, elektabilitas akan didapat dengan isi tas. Hal-hal yang sudah berulang di tiap Pilkada yang mungkin tidak saja terjadi di Kalsel tapi juga di daerah lainnya di Indonesia pasca reformasi.

    Kebanyakan dari warga pemilih sebenarnya sudah skeptis terhadap Pilkada yang ujung-ujungnya bukan beradu gagasan, visi misi serta kemampuan manajerial memimpin dan mengelola daerah, namun lebih kepada beradu isi tas yang digunakan untuk membeli hak suara atau hak pilih warga dengan berbagai modus; bantuan Sembako, duit transportasi dan sebagainya.

    Warga pemilih sudah digiring untuk menatap kepada isi tas, yang membuat warga pemilih kebanyakan menjadi pemilih yang mata duitan; tak mementingkan lagi berbagai aspek kecakapan seorang Calon Kepala Daerah.

    "Ada uangmu kau kupilih."
    Kalimat tersebut sudah terpola dalam pikiran kebanyakan warga pemilih, karena mereka tak ingin kehilangan momentum yang hanya terjadi sekali dalam 5 tahun, meski yang didapat cuma recehan.

    Seorang Kepala Daerah yang terpilih seharusnya dapat mengelola SDA daerahnya untuk meningkatkan perekonomian dan menyejahterakan warganya; justru akan memulai tugas pertamanya dengan menyusun rencana bagaimana mengembalikan modal dan biaya politik berikut keuntungannya.

    Partai Politik yang semestinya menjadi tempat menempa para Kader yang potensial untuk menciptakan para pemimpin; hanyalah sebagai sarana atau kendaraan bagi pemilik isi tas untuk meraih jabatan yang diinginkan meskipun harus mengorbankan kader terbaiknya sendiri.

    Seberapa pintar dan cerdas pun seseorang yang minim isi tas; akan dikalahkan, terkecuali dia mau berkerjasama dengan pemilik isi tas yang bertindak sebagai donatur maupun funder alias penyandang dana dengan berbagai persyaratan dan perjanjian tentunya yang sudah pasti menguntungkan si pemilik isi tas.

    Orang pintar dan cerdas akan dipandang bodoh dan dungu tanpa uang, sebaliknya orang bodoh dan dungu dianggap pintar dan cerdas karena ia banyak memiliki uang. Pintar dan bodoh, cerdas dan dungu; semua ditentukan oleh uang. Selamat berkontestasi di Pilkada 2024, siapkan isi tas mulai sekarang. ©Jurnalisia™
    👀 9967


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...