Nasional,Parkir liar dan Tukang Parkirnya.
Jadi ramai dan viral akhir-akhir ini di sejumlah platform media sosial. Bahkan tak sedikit warga yang mengkampanyekan penolakan terhadap keberadaan parkir liar yang dianggap mengganggu dan merugikan.
Permasalahan parkir liar ini sedang menjadi isu nasional; mengalahkan isu tentang jumlah kekayaan Dirjen Bea Cukai, Askolani yang bernilai lebih dari Rp 50 milyar.
Berbagai alasan dikemukakan warga yang menolak ada parkir liar antara lain; dianggap merugikan para pedagang kecil, warga yang enggan membayar parkir, hingga pendapatan tukang parkir liar yang dianggap melebihi UMP (Upah Minimum Propinsi) sedangkan kerjanya santai cuma menarik uang parkir.
Terutama minimarket yang menggratiskan biaya parkir; sebagian besar para pengnjung atau pembeli mempersoalkan adanya tukang parkir yang memungut bayaran di minimarket.
"Sudah ada tulisannya kok di depan minimarket kalau parkir gratis, eh masih ada yang memungut parkir," ungkap banyak warga.
Namun terdapat pula warga yang memaklumi adanya tukang parkir liar dengan sejumlah alasan pula diantaranya; sulitnya mencari pekerjaan. Ada pula yang tak lebih kepada pengaturan kendaraan waktu masuk dan keluar tempat parkir, dan keamanan kendaraan bermotor mereka karena ada yang menjaga.
"Tak masalah asalkan tukang parkir itu sifatnya membantu waktu masuk dan keluar parkiran, serta menjagakan kendaraan," ujar sejumlah warga.
"Cuma Rp 2 ribu saja kok, yang penting ga maksa minta lebih. Lagian meskipun di minimarket gratis parkir tapi tak ada orang yang menjaga keamanan kendaraan apalagi sampai hilang, memangnya pihak minimarket mau ganti," kata sejumlah warga lainnya.
Warga pun mengimbau kepada pihak yang menggratiskan parkir; agar memperkerjakan atau menempatkan petugas yang menjaga keamanan kendaraan, bagaimana menurut kalian ? ©Jurnalisia™
👀 11542
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.