Berbeda dari Pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Agama RI (Kemenag) dalam menetapkan tanggal 1 Syawal 1445 H tahun 2024; melalui sidang itsbat melihat hilal bulan, Ormas Islam tertua di Indonesia sejak era Hindia Belanda, Muhammadiyah justru telah jauh-jauh hari menetapkan penentuan hari raya Idul Fitri.
Sebelumnya Muhammadiyah menetapkan tanggal 11 Maret 2024 sebagai tanggal 1 Ramadhan 1445 sebagai awal puasa, sedangkan pihak Pemerintah baru 1 hari kemudian yakni tanggal 12 Maret 2024. Namun baik Muhammadiyah dan Pemerintah akhirnya secara bersama-sama berlebaran di tanggal 10 April 2024. Kalau dihitung jumlah lamanya puasa; yang versi Muhammadiyah genap 30 hari, sedangkan Pemerintah hanya 29 hari.
Perbedaan menentukan 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri di Indonesia ini sudah terjadi baik sebelum dan setelah era reformasi antara Muhammadiyah, Omas NU dan Pemerintah.
Dikutip dari berbagai sumber, inilah sejumlah perbedaan penetapan tanggal 1 Syawal antara Ormas Muhammadiyah, NU dan Pemerintah.
- Tahun 1992 atau 1412 H, Muhammadiyah tanggal 3 April 1992, NU; 4 April 1992.
- Tahun 1993 atau 1413 H, Muhammadiyah tanggal 29 Januari 1993, NU; 30 Januari 1993.
- Tahun 1998 atau 1418 H, Muhammadiyah tanggal 29 Januari 1998, NU; 30 Januari 1998.
- Tahun 2002 atau 1422 H, Muhammadiyah tanggal 4 Desember 2002, Pemerintah; 5 Desember 2002.
- Tahun 2006 atau 1427 H, Muhammadiyah tanggal 23 Oktober 2006, NU; 24 Oktober 2006.
- Tahun 2007 atau 1428 H, Muhammadiyah tanggal 12 Oktober 2007, Pemerintah dan NU; 13 Oktober 2006.
- Tahun 2011 atau 1432 H, Muhammadiyah tanggal 30 Agustus 2011, Pemerintah dan NU; 31 Agustus 2011.
Itulah sejumlah perbedaan pada menentukan hari raya Idul Fitri, meski demikian tak ada permasalahan yang terjadi; umat Islam tetap menerima perbedaan tersebut. ©Jurnalisia™
👀 4965
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.