Mengukur tingkat pendapatan dan pengeluaran petani; untuk melihat perkembangan kesejahteraan petani.
Inilah yang dilakukan Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) Kabupaten Tanah Bumbu bersama Badan Pusat Statistik (BPS) setempat dengan ekspose Nilai Tukar Petani (NTP), belum lama ini.
Ekspose dihadiri Asisten, Komite Perencana Kabupaten Tanah Bumbu, SKPD terkait, BPS, dan Tenaga Ahli Penyusunan dan Analisis NTP BPS.
NTP menunjukkan peningkatan kemampuan petani secara kesejahteraannya. Namun semakin tinggi nilai NTP maka semakin tinggi pula kesejahteraan secara relatif.
“Secara sederhana NTP itu menggambarkan daya beli pendapatan petani walaupun itu belum bisa mewakili semuanya,” jelas Kepala BPS Tanah Bumbu, Ihsan Nulhakim.
NTP ini untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsusmsi rumah tangga.
Kadis Kominfo SP Kabupaten Tanah Bumbu, Al Husain Mardani melalui Kabid Statistik dan Persandian, Dwi Teguh Effendi mengatakan ukuran atau indikator kesejahteraan petani terbagi dengan 3 komponen yakni pertanian tanaman pangan, perkebunan rakyat serta perikanan tangkap, yang paling rendah posisinya bahkan di bawah 100 atau nilai modal; maka petani kita belum bisa dianggap sejahtera, sehingga indikator inilah yang mengukurnya.
“Setelah mendapatkan angka di atas 100 dari 3 komponen tersebut maka dianggap bagus kesejahteraannya dan perlu ditingkatkan lagi,” tambah Dwi.
Namun kalau pertanian modalnya di bawah 100, tapi setelah dihitung dapatnya tidak sampai 100. Sementara itu harus di atas modal.
“Untuk mengatasi itu diharapkan peran lintas terkait sangat dibutuhkan untuk merumuskan posisi petani yang tidak sejahtera agar menjadi sejahtera. Tentunya apa yang dikerjakan tidak lagi mengalami kerugian,” tutup Dwi. ©Jurnalisia™
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.