Keberuntungan tidaklah menyapa setiap orang apalagi mampir dan menetap. Tak sedikit orang yang tak beruntung dalam kehidupannya meskipun segala daya upaya sudah dilakukan, karena rencana atau takdir Tuhan tak bisa diubah oleh siapapun.
Tak terkecuali yang dialami oleh pria yang berusia 60 tahunan yang bernama Misran, atau kita panggil saja Amang Misran. Penampilannya yang agak lusuh, wajah yang telah keriput menandakan usia Amang Misran yang sudah tak muda lagi.
Di usia tuanya Amang Misran hidup sendiri setelah ditinggal oleh istrinya menghadap Ilahi. Tadinya ia tinggal bersama seorang putra semata wayangnya yang menderita keterbelakangan mental. Namun setelah putranya itu dititipkan kepada seorang saudaranya di kampung di pelosok desa di Banua Anam, Amang Misran tinggal sendiri di gubuk yang dibangun untuk menjaga sarang burung di kawasan Kelurahan Gunung Tinggi Batulicin.
"Syukurlah ada yang bersedia meminjami tempat berteduh sambil menjagakan sarang burung meski tak diupah oleh pemiliknya," cerita Amang Misran suatu kali ketika berkunjung ke Sekretariat SMSI Tanah Bumbu.
Ia pun menceritakan perihal kondisinya sekarang, atau lebih tepatnya berkeluh kesah tentang sulitnya menjalani kehidupan dengan statusnya tanpa pekerjaan tetap untuk biaya dan bertahan hidup. Disamping untuk keperluannya sehari-hari Amang Misran juga tetap memikirkan dan mencarikan keperluan untuk anak semata wayangnya yang dititipkan ke saudaranya itu.
Dengan usia yang sudah tua serta fisik yang tampak lemah, tak mungkin bagi Amang Misran untuk ikut berkerja berat, sehingga ia pun cuma mampu mengerjakan pekerjaan sesuai kemampuan kondisi fisiknya.
Ia pun bercerita tentang upayanya memohon bantuan ke Dinas Sosial (Dinsos) setempat melalui sejumlah instansi terkait, namun upayanya belum membuahkan hasil, kemungkinannya Dinsos belum berkenan memberinya bantuan atau tunjangan, yang sabar ya mang. ©Jurnalisia™
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.