ilustrasi |
Makanya jadilah anak Presiden seperti mereka, kalau ingin seperti mereka. Ini hanyalah ungkapan yang sifatnya menghibur diri karena kemungkinan untuk bisa terjadi sangat kecil, karena dari sekitar 278 juta penduduk Indonesia cuma 1 orang yang dapat jadi Presiden.
Sama seperti Megawati, Gibran juga sama. Andai saja mereka ini bukan anak Presiden, maka cerita jalan hidup mereka tentu sama seperti anak orang kebanyakan. Tidak terkenal, dan hidup biasa-biasa saja.
Di Indonesia ini tentu sangat banyak yang bernama Megawati, namun yang membedakan adalah nama belakangnya. Megawati Soekarnoputri, nama belakangnya lah yang membuat ia sangat mudah dikenali dan kemudian menjadi terkenal. Coba seandainya nama belakangnya misal; Megawati Kosasih, pasti banyak orang bertanya-tanya siapa; siapa itu Kosasih ? Mungkin pedagang bubur ayam, bisa saja buruh pabrik, pengusaha kerupuk kulit, dan lain sebagainya.
Nah, Gibran juga begitu. Meski tak menyandang nama Jokowi atau Joko Widodo di belakang namanya, tapi rakyat Indonesia sudah sangat tahu kalau ia adalah putra dari Mr. President saat ini. Maka apapun yang dilakukannya selalu menjadi menarik perhatian siapa saja tak terkecuali orang awam sekalipun.
Andai saja pak Jokowi tak jadi Presiden, tetap sebagai pengusaha mebel, maka Gibran tentu akan lebih dikenal di tanah kelahirannya atau kampung halamannya di Solo sebagai anak pengusaha mebel.
Banyak yang bernama Gibran, tapi yang membedakan Gibran yang jadi Cawapres adalah siapa ayahnya yang berada di belakang maupun di depannya.
Begitupun dengan para anak yang ayahnya dulu pernah jadi Presiden di negeri ini, mereka akan cepat dikenali jika muncul ke publik, hanya saja tak semua anak yang ayahnya dulu Presiden memanfaatkan nama ayahnya untuk dikenal publik apalagi menggunakan nama ayahnya untuk meraih sesuatu.
Sebagai seorang anak, sedikit banyak mewarisi sifat ayahnya, sehingga terdapat ungkapan; like father like son, like father like daughter, makanya jadilah anak Presiden. ©Jurnalisia™
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.