Salahuddin Al Ayyubi merupakan Panglima Perang dari Bangsa Kurdi yang berhasil mengambilalih Yerussalem Palestina setelah pengepungan dari 20 September hingga 2 Oktober 1187. Yerussalem berhasil dikuasai pasukan Islam setelah sekitar 88 tahun berada penguasaan Tentara Salib.
Disini kita tidak menceritakan sejarah penaklukkan Yerussalem oleh Salahuddin Al Ayyubi, tapi terkait washilah yang dilakukan ke kuburan Salahuddin Al Ayyubi yang berada di Syria. Apakah diperbolehkan dalam ajaran Islam berwashilah kepada seseorang yang telah meninggal dunia ? Kami disini merangkum sejumlah pendapat para Ustadz yang pendapat mereka berdasarkan Alquran dan Hadits Rasulullah Muhammad SAW.
(1). Pendapat Syeikh Shalih Muhammad Al Luhaidan, Ulama Senior dan Cendekiawan Arab Saudi; Allah berfirman, "Hanya mili, Allah Al Asma', Al Husna, maka berdoalah dengan menyebutNya." (Q.S Al A'raf : 180. Jadi berdoa hanya dengan kedudukan Allah yang ditujukan kepadaNya. Adapun meminta doa kepada orang yang masih hidup yang kamu kira akan berdoa untukmu, maka itu tidak mengapa dilakukan. Sedangkan meminta doa dari orang yang telah wafat, maka itu tidak boleh. Tidak ada orang yang boleh berdoa, "Aku memohon kepada Engkau dengan perantara kedudukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam." Allah telah berfirman, "Hanya milik Allah al asma, al husna...." Namun ada orang yang berpaling dari ayat ini, ia berkata, " ini berkat kedudukan Nabi." Allah juga berfirman, "Dan mereka tidak memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah." (Q.S Al Anbiya : 28). Apakah kita tahu wahai penanya bahwa Allah meridhaiku untuk mendapat syafa'at dari Nabi ? Hendaklah setiap orang beradab yang baik terhadap doa, dan beradab yang baik terhadap hal yang berkaitan dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah, serta beradab yang baik juga terhadap kedudukan Nabi. Saat ada Sahabat yang berkata, "ini kehendal Alah dan engkau (Nabi)," beliau bersabda, "tidak ! Apakah kamu menjadikanku tandingan bagi Allah ?Namun yang benar adalah 'ini adalah kehendak Allah semata'. Demikian.
Nah dari yang diungkapkan oleh Syeikh Shalih tersebut di atas, sangat jelas melarang meminta (berdoa) kepada yang telah meninggal. Juga tidak kepada Nabi Muhammad SAW sekalipun.
(2) Ustadz Firanda Andirja, Mubaligh dari Indonesia yang dipercaya memberikan ceramah rutin di Mesjid Nabawi Medinah; tawassul kepada Nabi Muhammad SAW setelah wafatnya Nabi; ini merupakan bid'ah. Dengan bentuk tawassul tersebut tidak mengantarkan kepada peribadatan, karena kita tahu bahwasanya orang-orang musyrikin dahulu mereka juga bertawassul. Dalam ayat seperti firman Allah SWT, "kami tidak menyembah mereka kecuali ,endekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya." Dalam ayat lain dikatakan, "mereka adalah pemberi syafa'at-syafa'at bagi kami di sisi Allah." Jadi orang-orang musyrik jaman dahulu mereka menyembah sesembahan mereka seperti latta, uzza, dan lainnya dalam rangka untuk menyembah Allah.
Ditambahkan Ustadz Firanda, mereka para orang musyrik itu tidak hanya bertawassul secara murni, tetap disertai dengan peribadatan-peribadatan kepada sembahan-sembahan tersebut. Adapun praktik yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin tatkala pergi ke kuburan Nabi, mereka mengataka, "ya Rasulullah, mintakan kepada Allah SWT agar saya begini dan demikian, mohonkanlah kepada Allah."
"Kalau hanya sekedar ini; maka ini bid'ah bukan syirik, karena dia tidak ada bentuk peribadatan kepada Rasulullah. Beda jika, "ya Rasulullah tolong saya," seperti ini kesyirikan karena minta kepada Nabi. Meski demikian perbuatan bid'ah ini harus dicegah karena bisa mengantar kepada kesyirikan. ©Jurnalisia™
👀 21231
Sumber klik disini : Raihan Ramadhan, Yufid TV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.