Interaktif | Trend Baru, Mengkritik Dengan Kata-kata; Bajingan, Tolol dan Pengecut

Interaktif,

Jika Anda ingin digolongkan manusia yang beradab, maka dipastikan Anda akan menghindari penggunakan kata-kata ini; Bajingan, Tolol, dan Pengecut seperti yang sudah digunakan oleh seorang yang sangat dipuja-puja oleh mereka yang mengaku berakal yakni; Rocky Gerung.

Guru manapun di dunia ini dipastikan tak pernah mengajarkan ke para muridnya; kalau mengkritik seseorang menggunakan kata-kata yang memuat; bajingan, tolol dan pengecut. Kata-kata ini biasanya digunakan oleh para pelaku kriminal maupun preman yang tak menutup kemungkinan tak mendapatkan pendidikan yang memadai.

Mengkritik seseorang tak diharuskan menggunakan kata-kata kasar (sarkasme), namun akan sangat elok jika bisa mengkritik seseorang dengan kata-kata tersusun santun tapi mengena. Kata-kata kasar yang disusun menjadi kalimat lalu ditujukan ke seseorang, dengan menyebut nama seseorang; ini jelas bukan kritik tapi penghinaan.

Ajaran Islam mengajarkan dan menganjurkan kepada umatnya untuk menjaga lisan sebaik-baiknya meskipun yang dihadapi musuh sekalipun. Seorang Muslim diajarkan agar menjaga lisannya. 

Rasulullah SAW juga bersabda:

 سلامة الإنسان في حفظ اللسان 

"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (H.R. Bukhari).

Di hadits yang lain disebutkan pula, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)" (HR: Bukhari dan Muslim).  

Allah pun memperingatkan dalam Alquran, bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik maupun yang buruk. 

Allah Ta'ala berfirman,

 مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ 

"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf : 18).

Rocky Gerung diketahui bukanlah seorang Muslim alias orang kafir, sehingga orang seperti ini sangat tak layak jadi panutan bagi pemeluk Islam. 

Allah bahkan memperingatkan kaum Muslimin untuk menjadi orang-orang dari golongan Nasrani (kini Kristen) dan Yahudi sebagai teman. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ. 

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Q.S Al Maidah : 51). ©Jurnalisia™