Religi | Ketika Allah Menguji Nabi Ibrahim AS, Allah Menggantinya Dengan Hewan - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Jumat, 30 Juni 2023

    Religi | Ketika Allah Menguji Nabi Ibrahim AS, Allah Menggantinya Dengan Hewan

    Religi,
    Umat Islam di seluruh dunia akan melaksanakan ibadah kurban pada setiap tanggal 10 Zulhijah kalender Hijriyah, yang pada tahun 2023 di Indonesia jatuh pada tanggal 28 Juni (versi Muhammadiyah), dan tanggal 29 Juni menurut versi Pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh MUI dan diikuti oleh kalangan Ormas Nahdlatul Ulama (NU).

    Kita tidak membahas masalah perbedaan waktu pelaksanaan hari raya Idul Adha atau waktu pelaksanaan ibadah kurban, tapi kita akan membahas tentang siapakah anak Nabi Ibrahim AS yang akan dikurbankan menurut 3 agama Samawi (Abrahamik) yakni Islam, Kristen dan Yahudi.

    Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: 

      .وَقَا لَ اِنِّيْ ذَاهِبٌ اِلٰى رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ. رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ. فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ. فَلَمَّاۤ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِ. وَنَا دَيْنٰهُ اَنْ يّٰۤاِبْرٰهِيْمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ. اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰٓ ؤُا الْمُبِيْنُ. وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰ خِرِيْنَ. سَلٰمٌ عَلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ. كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. اِنَّهٗ مِنْ عِبَا دِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ

    "Dan dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh. Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail). Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, Selamat sejahtera bagi Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman."
    (QS. As-Saffat 37: Ayat 99 - 111)

    Dari firman Allah di atas, menurut Islam yang akan dikorbankan adalah Nabi Ismail AS, namun berbeda dari pandangan agama Kristen dan Yahudi yang sepakat bahwa yang akan dikorbankan adalah Nabi Ishak AS.

    Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2)

    Namun Allah hanyalah menguji ketaatan seorang Nabi Ibrahim AS dan keikhlasan Nabi Ismail AS, sehingga Allah menggantinya dengan seekor hewan sembelihan yang besar; sesuai ayat Alquran di atas.

    Perbedaan ke 3 agama Abrahamik itu hanyalah seputar siapa yang akan dikorbankan oleh ayah mereka, yakni ayah Nabi Ismail dari ibu bernama Hajar, dan Nabi Ishak AS dari ibu bernama Sarah.

    Inti pelajaran dari peristiwa yang diabadikan dalam kitab suci tersebut adalah; mengajarkan tentang ketaatan seorang hamba (Ibrahim AS) kepada Sang Pencipta yang telah memberinya kehidupan dan dengan kuasaNya pula mengambil kembali kehidupan, serta pelajaran tentang ketaatan seorang anak (Ismail AS) kepada orantuanya dan keikhlasan untuk dijadikan korban atas konsekuensi ketaatan baik kepada Allah maupun kepada orantuanya. ©Jurnalisia™


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...