Sebenarnya cara menyebut hitungan atau angka dalam Bahasa Banjar tidaklah sulit, karena ada kemiripan dengan Bahasa Indonesia (Dialek Kuala) dan ada kemiripan pula dengan Bahasa Jawa (Dialek Pahuluan).
Bagaimana cara menyebut hitungan atau angka dalam Bahasa Banjar ? Baca terus sampai tulisan ini selesai.
Cara menurut Dialek Kuala; nol/nul, satu, dua, tiga, empat/ampat, lima, enam/anam, tujuh, delapan/dalapan/lapan, sembilan/sambilan, sepuluh/sapuluh, sebelas/sablas, duabelas/duablas, tigabelas/tigablas, empatbelas/ampatblas, limabelas/limablas, enambelas/anamblas, tujuhbelas/tujuhblas, delapanbelas/dalapanblas, sembilanbelas/sambilanblas, duapuluh, duapuluh satu dan seterusnya, tigapuluh, tigapuluh satu, empat/ampatpuluh, limapuluh, enam/anampuluh, tujuhpuluh, delapan/dalapanpuluh, sembilan/sambilanpuluh, seratus/saratus, duaratus, seribu/saribu, sejuta/sajuta, semiliyar/samiliyar, dan seterusnya.
Cara menurut Dialek Pahuluan, hanya berbeda sedikit yang terletak pada hitungan awalnya saja, yakni; nul, satu, dua, talu (3), ampat, lima, anam, pitung (7), walu (8), sanga (9), sapuluh, sawalas (11), duawalas, taluwalas (13), ampatwalas, limawalas, anamwalas, pitungwalas (17), waluwalas (18), sangawalas (19, duapuluh, salikur (21), salawi (25) dan seterusnya sama seperti pada Dialek Kuala; hanya saja berbeda pada hitungan/angka ini; talu (3), pitung (7), walu (8) dan sanga (9).
Nah, demikian dulu perjumpaan kita sampai jumpa di pelajaran berikutnya. ©Jurnalisia™
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.