Bagaimana cara mengungkapkan kalimat yang menyatakan kepunyaan atau kepemilikan dalam Bahasa Banjar ? Baca terus sampai tulisan ini selesai.
Ada sejumlah kata yang menyertai kalimat untuk menyatakan kepunyaan atau kepemilikan sesuatu dalam Bahasa Banjar yakni; (1) Ampunya, (2) Ambit, dan (3) Anggit).
Contoh;
-Kalimat Positif; Dialek Pahuluan, "Sampida mutur nintu anggit/ambit Udin." (Sepeda motor itu milik Udin).
-Kalimat Positif; Dialek Kuala, "Rumah ganal itu ampunya H. Idur." (Rumah besar itu milik H. Idur).
-Kalimat Negatif; Dialek Pahuluan, "Baju naya lainan anggit/ambit Munah." (Baju ini bukan punya Munah.
-Kalimat Negatif; Dialek Kuala, "Warung ini lainan ampunya Acil Bayah." (Warung ini bukan punya Bi Bayah).
-Kalimat Tanya; Dialek Pahuluan, "Hayam naya anggit/ambit siapa ?" (Ayam ini milik siapa ?).
-Kalimat Tanya; Dialek Kuala, "Ampunya siapa salawar panjang itu ?" (Punya siapa celana panjang itu ?).
Kata "ampunya" ini sama fungsinya dengan kata "empunya" dalam Bahasa Indonesia.
Nah, contoh di atas sengaja saya bikin dalam 2 Dialek yang sering digunakan oleh penutur Bahasa Banjar. Silakan mau bertutur dalam Dialek yang mana, hanya saja antara ke 2 Dialek tersebut terdapat tak sedikit perbedaan baik kata maupun istilah. Sekian dulu, kita jumpa di pelajaran berikutnya. ©Jurnalisia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.