Nasional,Biaya ibadah haji tahun 2023 naik secara drastis menjadi Rp 69,19 juta dari biaya sebelumnya di tahun 2022 yakni Rp 38,89 juta. Bagaimana bisa ? Silakan simak penjelasan dari Kementerian Agama (Kemenag) RI di bawah ini.
Faktanya setiap tahun jemaah haji reguler tak dikenakan biaya 100% dari total biaya haji. Terdapat 2 komponen yang menjadi sumber pendanaan haji reguler setiap tahun yaitu Bipih dan Nilai Manfaat.
Bipih atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji adalah; nilai haji yang ditanggung jemaah haji, sementara itu Nilai Manfaat adalah; penambahan nilai dari hasil investasi dana haji yang dikelola oleh BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) RI.
Normalnya penggunaan Nilai Manfaat dan Bipih ini diatur secara proporsional. namun sayangnya pada tahun 2022 lalu Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menaikkan biaya layanan masyair secara mendadak, sehingga total biaya haji yang dibutuhkan jadi membengkak.
Pemerintah tak ingin memberatkan jemaah haji reguler yang telah melunasi Bipih, maka pada tahun 2022 lalu sebanyak 60% biaya haji ditanggung dari Nilai Manfaat, sedangkan jemaah hanya membiayai 40% dari total biaya haji.
Namun langkah tersebut tak bisa terus diterapkan oleh Pemerintah. Jika skema 60% dari Nilai Manfaat dan 40% dari Bipih terus dilakukan, maka diperkirakan pada tahun 2027 dana Nilai Manfaat akan telah habis. Dan ini akan membuat jemaah haji di tahun 2028 dan seterusnya harus membayar dana haji sebesar 100% tanpa subsidi dari dana Nilai Manfaat.
Nah, inilah yang membuat Pemerintah mengusulkan kenaikan Bipih, dan menekan penggunaan dana Nilai Manfaat dengan tujuan melindungi hak jemaah haji yang masih dalam masa tunggu. ©Jurnalisia
Sumber : Kemenag RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.