Satu diantara budaya lokal yang terdapat di Kabupaten Belu NTT adalah budaya lokal Hamis Batar, yang dilaksanakan oleh masyarakat Belu umumnya suku Uma Manesanulu (Uma Kakaluk) sebagai wujud rasa syukur dan terimakasih kepada Sang Pencipta atas panen yang mereka peroleh selama setahun.
Ritual Hamis Batar (Kari Batar); istilah dalam kehidupan sehari-hari, merupakan satu ritual adat yang dilakukan untuk menyambut musim panen jagung (Soi Batar).
Hamis Batar dalam Bahasa Tetun; hamis yang berarti “syukur” dan batar yang berarti “jagung”. Suku Uma Manesanulu adalah masyarakat petani tradisional yang hidup dari berladang di kebun.
Suku Manesanulu dipimpin oleh Ketua Suku dan Tetua Adat dalam Uma Kakaluk melakukan ritual adat Hamis Batar di beberapa tempat 'Pemali' yang sudah lama diwariskan oleh nenek moyang dalam suku Manesanulu, dilakukan setiap tahun sebelum panen jagung.
Sebelum melakukan Ritual Adat Hamis Batar, di Suku Manesanulu masing-masing anggota suku membawa jagung dari rumah serta ayam untuk berkumpul di rumah adat suku Manesanulu. ©Jurnalisia
Penulis : Antonius Yosef Mau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.