Interaktif,Kaget.. tapi tidak terlalu kaget juga. Melihat objek wisata Bukit Mamake berubah nama menjadi Mamake SJA Hill.
Pemberian nama ini mungkin bermaksud untuk "mengenang" SJA yang merupakan akronim atau singkatan dari Said Jafar Aliderus, Bupati Kotabaru saat ini, sehingga objek wisata baru ini pun terpampang Mamake SJA Hill.
Bukan masalah setuju atau tidak setuju, bukan pula masalah senang atau tidak senang. Tapi bercermin dari ratusan objek wisata yang ada di Indonesia tak satupun menggunakan inisial nama. Bali yang sudah cukup terkenal di seantero dunia pun masih menggunakan nama daerahnya untuk satu objek wisata.
Penamaan akan seperti ini seakan menggambarkan lokasi privasi. Padahal objek wisata ini dibangun dengan dana APBD atau singkatnya duit rakyat.
Alangkah elok dan cantiknya bila para "pendukung" ingin mengabadikan namanya dengan membuat satu batu prasasti meski segede Gaban yang menuliskan sejarah dan peresmiannya; ini akan terlihat lebih elegan dan bernilai estetika yang bagus.
Penamaan satu objek baik wisata, bandara, pelabuhan, jalan atau bangunan dengan nama orang atau inisial nama orang harus melihat jangka panjangnya. Jangan sampai ganti pemerintahan semua terbengkalai hanya karena satu nama. Dan biasanya nama orang yang digunakan untuk mengabadikan satu objek; orang itu telah meninggal, misalkan nama Bandara Gusti Syamsir Alam di Stagen; Bupati Kotabaru di era tahun 1070-an itu sudah meninggal.
Sekali lagi bukan karena suka atau tidak suka tapi lebih pada estetika, apakah nanti setiap berubah pimpinan harus berubah juga penamaan.
Apalah arti sebuah nama, tapi nama akan banyak memberi arti. Nah, bagaimana menurut pendapat para pembaca; apakah objek atau fasilitas umum di Kabupaten Kotabaru perlu diberi tambahan inisial atau akronim SJA ? Silakan beri pendapat kalian di kolom di bawah tulisan ini. ©Jurnalisia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.