foto : Marhadi |
Memang lidah tak bertulang, dan tak terbatas kata-kata. Tinggi gunung seribu janji, lain di mulut lain di hati.
Itulah beberapa bait dari lirik lagu yang cukup terkenal di era tahun 1970-an yang diciptakan oleh Ismail Marzuki dan dipopulerkan oleh Penyanyi Bob Tutupoly dan sempat pula dinyanyikan oleh Penyanyi Broery Pesulima.
Baiklah.
Kita cukupkan pembahasan tentang lagu, tapi yang terkait dengan perumpamaan lirik lagu tersebut; janji.
Ya janji.
Janji Pemerintah Daerah yang dalam hal ini Pemkab Kotabaru yang berjanji akan memperbaiki sejumlah fasilitas umum diantaranya jembatan dermaga 4 Serangkai dan jalan di lingkungan Pasar Kemakmuran, pasar terbesar di Kabupaten Kotabaru.
Janji perbaikan di tahun 2022, namun tak juga ada perbaikan jalan di lokasi Pasar Kemakmuran itu. Pemkab Kotabaru malah sibuk dan terkesan jor-joran menata dan membangun objek pariwisata khususnya Siring Laut, namun merupakan fasilitas umum lainnya seperti banyak jalan yang rusak baik di wilayah ibukota kabupaten apalagi yang di pelosok desa yang sangat jarang terekspos.
Ibarat seorang ibu yang berbusana sangat mentereng tapi para anaknya berpakaian seadanya kalau tak mau disebut compang camping dan penuh tambalan. Inilah yang kami gambarkan tentang kondisi Kotabaru saat ini. Ibu bersolek anak *'kurisa-an'.
Nah, para pembaca sekalian bagaimana pendapat kalian terkait pembenahan berbagai fasilitas umum terutama jalan di wilayah Kabupaten Kotabaru, apakah objek wisata lebih penting daripada perbaikan jalan-jalan yang rusak ? Tulis pendapat kalian di kolom di bawah tulisan ini. ©Jurnalisia
Note : *Kurisa-an : kotor dan bau (Bahasa Banjar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.