Tragedi Kanjuruhan Malang, 2 Personel Polda Jatim Ikut Tewas

foto : divhumas polri

Nasional, 

Tak ada sepakbola seharga nyawa.

Itulah diantara tagline maupun tagar (tanda pagar) di sejumlah platform media sosial terkait tragedi di dunia sepakbola yang mencorang nama Indonesia di dunia internasional.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pasca laga sepakbola Liga 1 yang mana Arema FC selaku tuan rumah dikalahkan tim tamu Persebaya dengan sekor 2-3 pada Sabtu Malam (01/10/22). 

Hingga saat ini diketahui sebanyak setidaknya 180 orang tewas dan lebih seratus orang luka-luka dan sedang dirawat di sejumlah rumah sakit. Diantara yang ikut tewas adalah 2 perosnel Kepolisian dari Polda Jawa Timur masing-masing Bripka Andik Purwanto, Personel Polres Tulungagung dan Briptu Fajar Yoyok Pujiono, Personel Polres Trenggalek.

Ke 2 personel Polda Jatim itu masih muda, harapan keluarga mereka masing-masing, namun keduanya ikut tewas dalam menjalankan tugas, karena mengamankan pertandingan sepakbola di Indonesia yang minim prestasi.

Presiden Federasi Sepakbola Internasional, Gianni Infantino menyebut tragedi di Stadion Kanjuruhan sebagai 'Hari Gelap' bagi olahrga. 

Sejumlah pihak pun menyebut Tragedi Kanjuruhan lebih ngeri daripada Tragedi Heysel di Brussel Belgia pada 1985 saat perhelatan Liga Champion yang mempertandingkan laga antara Liverpool versus Juventus. (Red)