Kita tentu tak menyepelekan (underestimate) penyakit apapun tak terkecuali gagal ginjal oleh sebab-sebab tertentu termasuk karena konsumsi obat-obatan yang diduga mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Menurut data dari kementerian Kesehatan (kemenkes) per 23 Oktober 2022 terdapat sebanyak 245 kasus gangguan ginjal akut yang tersebar di 26 propinsi.
Dari 245 kasus tersebut sebanyak 66 dirawat, sembuh sebanyak 38 dan meninggal dunia 141.
Jagat maya dan nyata pun heboh. Pihak berwenang dalam hal ini Pemerintah dan instansi terkait pun melakukan pemeriksaan terhadap berbagai jenis dan merek obat-obatan terutama yang berbentuk sirup yang diduga menjadi penyebab gangguan dan gagal ginjal.
Masyarakat was-was dan khawatir.
Tentu saja, karena obat-obatan yang beredar dan dijual di pasaran adalah alternatif pertama yang dilakukan untuk menangani penyakit sebelum harus masuk rumah sakit.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 273 juta jiwa. Jika dibandingkan antara 245 kasus gangguan dan gagal ginjal dengan jumlah penduduk yang 273 juta jiwa; tentulah bukan perbandingan yang sangat teramat signifikan, karena persentase-nya sangat teramat kecil. Apakah permasalahan ini terlalu dibesar-besarkan ?
Inilah era dimana hal sekecil apapun bisa menjadi besar, bahkan sangat besar jika sudah masuk ke berbagai platform media terutama media sosial, menjadi viral.
Setiap hari kita dicekoki informasi dan pemberitaan yang sebenarnya 'remeh' namun di-setting seolah-olah sangat besar, yang boleh jadi dibuat untuk mengalihkan isu yang sangat besar.
Sekali lagi, kita tentu tak menganggap hal-hal yang kecil itu sepele. Andai dari 273 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini yang terpapar gangguan ginjal misalkan jumlahnya 5 persen saja, maka ini pasti sangat luar biasa sekali, dan kita semua wajib waspada. (ISP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.