Banjir seolah menjadi langganan di sejumlah kawasan di Tanah Bumbu terutama di wilayah Kecamatan Angsana dan Satui. Jalan nasional yang rusak cukup parah; jadi pemandangan keseharian.
Warga Tanah Bumbu sudah sangat paham, banjir dan jalan rusak mereka timpakan kepada adanya kegiatan penambangan dan perkebunan, begitupun akibat jalan rusak dikarenakan oleh aktivitas transportasi ke 2 sektor tersebut.
Lagi dan kembali berulang, bencana menghampiri para warga Desa Satui Barat Kecamatan Satui yang pemukiman atau tempat tinggal mereka terancam hancur akibat pergerakan kontur tanah yang diduga kuat disebabkan oleh sisa aktivitas pertambangan batubara yang beroperasi sangat dekat dengan jalan propinsi di wilayah tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Ormas Barisan Muda Kalimantan, Ormas yang intens melakukan pengawasan terhadap lingkungan dan persoalan masyarakat.
Menurut Ormas Barisan Muda Kalimantan, kelompok warga telah bersurat kepada Pemerintah Daerah untuk meminta dimediasi dengan pihak korporasi yang melakukan penambangan, agar ada perhatian, penanganan dan ganti untung terhadap warga yang pemukimannya terancam hancur, dan hingga sekarang masih menunggu resposn dari Pemerintah Daerah.
"Wahai Kepala Daerah, Wakil Rakyat dan Pejabat berwenang lainnya, *jangan lalu haja, rakyatmu sedang berduka....!!!" imbau Ormas Barisan Muda Kalimantan.
Dan seperti diketahui, urusan kegiatan pertambangan merupakan domain Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi, begitupun terhadap perkebunan skala besar. (Red)
Note : *jangan lalu haja : jangan lewat saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.