foto : wajidi amberi |
MERDEKA, DENGAN INI KAMI RAKYAT INDONESIA DI KALIMANTAN SELATAN, MEMPERMAKLUMKAN BERDIRINYA PEMERINTAHAN GUBERNUR TENTARA DARI “ALRI” MELINGKUNGI SELURUH DAERAH KALIMANTAN SELATAN MENJADI BAGIAN DARI REPUBLIK INDONESIA, UNTUK MEMENUHI ISI PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 YANG DITANDATANGANI OLEH PRESIDEN SOEKARNO DAN WAKIL PRESIDEN MOHAMMAD HATTA. HAL-HAL YANG BERSANGKUTAN DENGAN PEMINDAHAN KEKUASAAN AKAN DIPERTAHANKAN DAN KALAU PERLU DIPERJUANGKAN SAMPAI TETES DARAH YANG PENGHABISAN.
TETAP MERDEKA ! KANDANGAN,17 MEI IV REP. ATAS NAMA RAKYAT INDONESIA DI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR TENTARA
HASSAN BASRY.
Itulah bunyi teks proklamasi tanggal 17 Mei 1949, yang menjadi cikal bakal bergabungnya wilayah yang kini menjadi Propinsi Kalsel menjadi bagian dari Indonesia.
Dikutip dari Wikipedia, perumusan teks proklamasi itu disusun di satu desa bernama Telaga Langsat di wilayah Jabupaten Hulu Sungai Selatan, dipimpin oleh H. Aberani Sulaiman dibantu Gusti Aman, Hasan Basuki, Pangeran Arya, Budi Gawis dan Romansie. Teks proklamasi diantar oleh Kardi dan H. Ramli ke Hassan Basry di Ni'ih, dimana Hassan Basry bertempat tinggal kala itu.
Kegiatan proklamasi dilaksanakan dengan upacara penaikan bendera merah putih. Sebagai komandan upacara adalah Ahmad Kusasi, sedangkan penggerek bendera adalah Abbas Basri dan Kardi. Upacara dihadiri masyarakat setempat dan anggota TNI ALRI DIVISI (A). Setelah pembacaan teks proklamasi oleh Hassan Basry dan penaikan bendera merah putih, bendera kembali diturunkan untuk menghindari serangan Belanda.
Hassan Basry kemudian diberi gelar sebagai Pahlawan Nasional setelah wafatnya, pangkatnya dinaikkan satu tingkat menjadi Brigjen Anumerta, bermakam di kawasan Liang Anggang Kota Banjarbaru. Sedangkan H. Aberani Sulaiman di kemudian hari menjadi Gubernur ke 3 Kalsel yang menjabat dari tahun 1963 hingga 1968. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.