Editorial | Melawan Lupa; 'Banyunya Lalu Haja' - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Jumat, 29 Juli 2022

    Editorial | Melawan Lupa; 'Banyunya Lalu Haja'

    courtesy : wahintupang
    Warga Kalsel, atau biasa menyebut diri sebagai 'Urang Banua', tentu belum semuanya lupa atau 'kada ingat' dengan ungkapan; "banyunya lalu haja."

    Ungkapan tersebut diucapkan oleh Gubernur Petahana yang kembali menjabat sebagai Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor pada saat pemaparan dan adu visi misi Calon Kepala Daerah Kalsel untuk Pilkada tahun 2019 lalu yang disiarkan secara live baik di TV maupun di sejumlah platform media sosial.

    Hari ini, sejumlah kawasan terutama di wilayah Kabupaten Kotabaru dan tanah Bumbu usai dilanda banjir; merusak sejumlah fasilitas umum dikarenakan air banjir dari hujan dan meluapnya air sungai; banyunya lalu haja.

    Kalau Anda sudah lupa dengan ungkapan tersebut, Kami kembali mengingatkannya; banyunya lalu haja.

    Banyak yang berkata, orang Indonesia itu pelupa dan pemaaf. Tak masalah, pemaaf adalah sikap yang sangat baik menurut kaidah agama maupun kaidah umum. Tapi, pelupa; kalau bisa jangan. Kita harus melawan lupa tapi dengan tetap menjadi pemaaf.

    Pemilu dan Pilkada masih cukup lama. Namun sebagai pemilih yang cerdas Kita harus bersiap, diantaranya memilih Calon Kepala Daerah ataupun Wakil Rakyat yang benar-benar berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan, serta punya cara yang tepat untuk menanggulangi bencana alam terutama banjir yang selalu menjadi 'tamu setia' di sejumlah Kabupaten.

    Kita Urang Banua pasti sudah sangat tahu; hutan-hutan kita sudah berubah fungsi menjadi kebun kelapa sawit, kebun karet dan pertambangan terutama pertambangan batubara yang kebanyakan adalah tambang terbuka (Open Pit).

    Hutan Kalsel sudah banyak yang digunduli oleh banyak korporasi, mengubahnya menjadi ladang penghasil duit dengan dalih menciptakan lapangan kerja. Pertambangan dengan sistem open pit, tambang terbuka; membuka hutan dengan menebangi pohon-pohon yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun hingga memusnahkan pula bibit-bibit pohon yang seharusnya tumbuh menggantikan induknya.

    Banyunya lalu haja.
    Kalau Anda sudah hampir lupa, atau bahkan sudah lupa, Kami kembali mengingatkannya. Jangan sampai kecolongan lagi di Pemilu maupun Pilkada mendatang; memilih Kepala Daerah maupun Wakil Rakyat dikarenakan tergiur 'amplop' berisi beberapa lembar 50 ribuan dan 100 ribuan ditambah Sembako, Kalender, Baju Kaos, Jaket, tapi setelah mereka terpilih Anda pun dilupakan seperti halnya janji-janji yang pada saat kampanye mengalir lancar penuh retorika, namun pada akhir akan menjadi hanyut seperti sampah karena terbawa 'banyunya lalu haja." (ISP)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...