foto ilustrasi |
Inilah kisah yang sangat mengharukan sekaligus inspiratif dari 2 anak manusia, tepatnya 2 bocah yang karena membela ibunya sehingga kehilangan nyawanya.
Peristiwa berdarah yang baru-baru terjadi di kawasan Desa Saring Sungai Bubu Kecamatan Kusan Tengah Tanah Bumbu, beberapa hari lalu; cukup menggemparkan warga Tanah Bumbu pada umumnya. Satu keluarga yang terdiri dari ibu dan 2 naknya yang masih bocah harus meregang nyawa mengalami penganiayaan berat oleh seorang Pelaku yang kini sudah meringkuk di tahanan pihak Kepolisian.
2 bocah, yang merupakan anak dari Ny. Norlaila (36) yakni Normadina (6) dan adiknya Muhammad Fajri (4); kehilangan nyawanya karena membela ibu mereka yang akan dibunuh Pelaku yang menggorok leher ibu mereka.
Terlepas dari motif yang berada di balik peristiwa berdarah itu, pembelaan ke 2 bocah kepada ibu mereka itu patut jadi renungan bagi siapa saja; bahwa sudah seharusnya sebagai anak membela orangtuanya apalagi dalam kondisi mencekam dan bahaya.
Seperti yang dirilis oleh Humas Polres Tanah Bumbu setelah menyidik Pelakunya, yang mana Pelaku menceritakan ia menikam bocah Normadina (6) karena memukul-mukul Pelaku dengan menggunakan bantal saat Pelaku akan menggorok leher ibunya. Tindakan bocah Normadina kemudian diikuti oleh adinya Muhammad Fajri yang juga memukul Pelaku dengan bantal, lalu Pelaku pun menikam bocah malang berusia 4 tahun itu menyusul kakaknya yang terkapar di atas kasur.
Sungguh sangat biadab dan tak berperikemanusiaan.
Makian itu dilontarkan banyak warga terhadap Pelaku yang sangat tega menikam ke 2 bocah yang telah kehilangan nyawanya itu.
"Pantas dihukum mati saja Pelakunya," ujar sejumlah Warganet yang mengetahui dan membaca sejumlah berita tentang peristiwa berdarah itu melalui media online dan media sosial. Bahkan tak sedikit yang protes karena nama Pelaku yang diinisial dan foto wajahnya ditutupi. Tapi protes warga itu tak bisa dipenuhi karena pemberitaan harus tunduk kepada Standard Operation Procedure (SOP) pemberitaan yang mengacu kepada Kode Etik Jurnalistik. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.