Kebijakan Pemerintah melalui Pertamina terkait pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar wajib menggunakan aplikasi MyPertamina; disambut banyak masyarakat Indonesia sebagai kebijakan yang justru mempersulit bukan malah mempermudah.Alasan yang mendasar dikeluarkannya kebijakan Pemerintah itu adalah dalih pemerataan konsumsi BBM Subsidi bagi seluruh rakyat terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Dan kebijakan tersebut akan diberlakukan pada 1 Juli 2022 mendatang yang menyisakan 1 hari dari sekarang.
Keluhan dan kekesalan para warga +62 pun mereka tumpahkan di berbagai media sosial. Bagaimana tidak, aplikasi MyPertamina itu sebelumnya harus diunduh dulu ke ponsel berbasis android, sedangkan tak setiap orang memiliki kemampuan membeli ponsel android yang jika dioperasikan selain memerluka pulsa juga kuota internet.
"Subsidi pemerintah katanya berfokus ke rakyat kecil tetapi dalam implementasinya di lapangan justru mempersulit rakyat kecil, belum tentu seluruh rakyat kecil di Indonesia memiliki HP Android dan kuota, bahkan masih banyak dari mereka yang gagap teknologi," tanggap seorang Warganet.
"Subsidi itu untuk masyarakat kurang mampu, tapi rata-rata yang kurang mampu HP saja tidak ada, kalaupun ada paling hanya untuk telpon dan SMS, komentar Warganet lainnya.
Ada pula Warganet yang mengatakan, bukankah bila ingin mengisi BBM di SPBU diharuskan mematikan ponsel, ini malah mewajibkan menggunakan aplikasi yang nota bene harus menghidupkan ponsel.
"Pertamina harusnya jadi pelayan masyarakat, bukan masyarakat yang mengikuti kemauan Pertamina," timpal Warganet pula.
Selain tak sedikit warga yang menuangkan sumpah serapah mereka, ada pula yang menganjurkan pihak Pemerntah dalam hal ini Pertamina agar menggunakan QR yang dicetak di kartu sehingga tak perlu menggunakan ponsel.
Kita lihat saja kebijakan baru tersebut yang menurut pihak Pertamina akan dilakukan ujicoba dulu. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.