Kebutuhan minyak goreng masyarakat Indonesia per bulannya diperkirakan sekitar 194 ribu ton.Hal itu seperti disampaikan oleh Presiden RI, Joko Widodo yang dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Presiden, perkiraan kebutuhan minyak goreng tersebut berdasarkan pengecekan langsung dan berbagai informasi yang ia terima.
"Pada bulan Maret sebelum dilakukan pelarangan ekspor, pasokan kita hanya mencapai 64,5 ribu ton. Namun setelah dilakukan pelarangan ekspor di bukan April, pasokan kita mencapai 211 ribu ton per bukannya; melebihi kebutuhan nasional bulanan kita," ungkap Presiden.
Ditambahkannya, selain itu terdapat pula penurunan harga rata-rata minyak goreng secara nasional pada bulan April sebelum pelarangan ekspor; harga rata-rata nasional minyak goreng curah berkisar Rp 19.800.
"Setelah adanya pelarangan ekspor, harga rata-rata nasional turun menjadi Rp 17.200 sampai dengan Rp 17.600," ungkap Presiden pula.
Menurut Presiden, penurunan harga tersebut merupakan usaha bersama; baik Pemerintah, BUMN dan pihak Swasta.
Namun demikian tambah Presiden ia mengetahui di sejumlah daerah yang harga minyak goreng relatif masih tinggi, dan ia berkeyakinan dalam beberapa minggu ke depan harga minyak goreng akan semakin turun ke harga yang ditentukan Pemerintah disebabkan pasokan yang melimpah. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.