Opini | Harga Sembako dan BBM Naik, Kami Rindu Airmata Para Pembela Wong Cilik Itu - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Selasa, 05 April 2022

    Opini | Harga Sembako dan BBM Naik, Kami Rindu Airmata Para Pembela Wong Cilik Itu

    Foto Berita:
    Setelah tak lama berselang kenaikan harga berbagai jenis kebutuhan masyarakat terutama minyak goreng, kemudian disusul oleh kenaikan harga BBM jenis Pertamax, maka semakin menderita lah rakyat Indonesia yang sebagian besar masih hidup di bawah garis kemiskinan.

    Di tengah himpitan berbagai kesulitan hidup dan harga berbagai kebutuhan yang cenderung naik, tak sedikit rakyat bangsa ini merindukan sosok pemimpin yang empati, simpati dan berpihak kepada 'wong cilik' alias grass root.
    Rakyat rindu pemimpin yang meneteskan air mata saat kebutuhan rakyat naik harga. Rakyat butuh pemimpin yang berani turun ke jalan berunjukrasa bersama rakyat menolak kenaikan harga kebutuhan pokok.

    BBM naik tinggi, susu tak terbeli, orang pintar tarik subsidi, anakku kurang gizi.

    Itulah bait dari syair lagu bergenre balada berjudul 'Galang Rambu Anarki' karya Musisin sekaligus Penyanyi Iwan Fals; yang pas berkesesuaian dengan kondisi kebanyakan rakyat Indonesia saat ini.

    Tak sedikit anak bangsa ini yang teringat pada Rakernas PDIP di Makassar Sulsel pada 27 Mei 2008. Megawati saat itu memang konsisten menolak kenaikan harga BBM ketika PDIP berada di luar pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soesilo Bambang Yudoyono (SBY).
      

    Kemudian saat Pemerintahn Presiden SBY tahun 2012 akan menaikkan harga BBM, PDIP menolak dengan menyebarkan spanduk dan unjukrasa di berbagai daerah. Sejumlah fungsionaris PDIP seperti Maruarar Sirait dan Rieke Dyah Pitaloka turut berunjukrasa menolak kenaikan harga BBM. Bahkan PDIP juga mengeluarkan semacam buku panduan berjudul Argumentasi PDIP Menolak Kenaikan Harga BBM di gedung DPR RI pada 30 Maret 2012. 

    Pertanyaannya, kemana mereka yang dulu konsisten menolak kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat dan kenaikan harga BBM itu ? Apakah mereka tetap dan masih di luar pemerintahan, atau mereka sudah lupa terhadap Wong Cilik yang menjadi dasar perjuangan mereka, entahlah. 

    Kalau begitu lebih baik kita bawa bernyanyi dengan lagu di bawah ini.

    Kulihat Ibu Pertiwi sedang bersusah hati,
    Airmataku berlinang emas intanmu terkenang,
    Hutan, gunung, sawah, lautan, simpanan kekayaan,
    Kini ibu sedang susah merintih dan berdoa........ (Red)



    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...