"Polri jangan sampai kalah dan lengah terhadap pergerakan jaringan teroris yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19. Jangan sampai situasi saat ini menjadi kesempatan jaringan teroris dalam merencanakan aksi, pelatihan dan perekrutan anggota. Polri harus tetap bisa membagi tugas dan tetap menciptakan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat,'' siaran pers dari Lembaga Advokasi dan Kajian Strategis Indonesia (LAKSI).
LAKSI juga mendorong agar pihak Polri terus mencari pihak-pihak yang hendak merongrong kewibawaan Pancasila dan NKRI.
”Kami dukung kinerja BNPT dan Densus 88 untuk terus mencari seluas-luasnya mereka yang hendak merongrong kewibawaan Pancasila dan NKRI," ungkap LAKSI.
Pihak LAKSI juga mendukung pernyataan Presiden Jokowi agar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta seluruh kementerian/lembaga mampu menangani modus-modus baru tindak pidana pencucian uang dan pendanaan bagi terorisme, yang mana Presiden pun meminta agar Polri dan PPATK harus jeli dan mampu bergerak cepat, memiliki kemampuan, serta perangkat untuk menangani modus-modus baru tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Penyidik Densus 88 Antiteror Polri juga menyita dokumen serta senjata tajam jenis golok dari kelompok teroris NII. Polisi juga menyebut kelompok NII hendak melengserkan pemerintahan saat ini yang berdaulat sebelum tahun Pemilu 2024. Dan mereka berniat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau/chaos. Mereka juga akan melakukan berbagai kegiatan i’dad (persiapan serangan teror) secara rutin.
Sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan jaringan NII di Sumatra Barat memiliki visi misi yang sama persis dengan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) Kartosuwiryo, yakni mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan Syariat Islam, sistem khilafah dan hukum Islam.
Merujuk data yang telah disampaikan oleh Polri merupakan sumber informasi yang akurat, oleh karena itulah maka LAKSI mengajak masyarakat agar waspada dengan ajakan dan hasutan dari kelompok NII yang disinyalir terus menggalang kekuatan. (Rel/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.