Maudy Ayunda, Juru Bicara Presidensi G-20 |
Hal itu disampaikan oleh Maudy Ayunda, Juru Bicara Presidensi G-20 pada keterangan pers, tanggal 28 April 2022.
"Bayangkan saja jika semua anak muda melek digital dan bisa memanfaatkan potensi bear Indonesia; pastinya akan ada snowball effect untuk memajukan bangsa," kata Maudy.
Namun lanjut Maudy, di saat yang sama ada juga tantangan yang harus dihadapi salah satunya adalah kesenjangan infrastruktur; akses internet masih belum merata. Dan ini bukan hanya di Indonesia. Berdasarkan data Indonesian Youth Diplomacy dan CINT di 2021; sebanyak 61 persen anak muda di negara anggota G-20 masih mengalami kesulitan dalam mengakses internet, koneksi yang tidak stabil, lambat, atau harga (kuota, Red) yang tidak tejangkau.
"Terkait kesenjangan infrastruktur digital ada beberapa upaya yang dilakukan, contohnya ada proyek Palapa Ring di 2019, dimana Kemenkominfo berhasil menyelesaikan koneksi backbone serat optik di seluruh kota di Indonesia," sebut Maudy.
Sekarang masih terus dilakukan pembangunan hingga ke pelosok supaya kualitas jaringan lebih merata.
Lalu ada program nasional literasi digital oleh Kemenkominfo; program Digital Finacial Literacy oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan masih banyak pihak yang bersama-sama untuk meningkatkan interaksi digital dan interaksi keuangan digital.
"Isu kesenjangan infrastruktur digital menjadi poin diskusi pada Sabu tanggal 23 April yang lalu di pra KTT kedua atau Y20 Indonesia di Lombok NTB," terang Maudy. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.