Menurut Sukanda dulunya harga ikan Tengiri berkisar antara Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu, sehingga harga kerupuk pun bisa dijual dengan harga cukup murah; Rp 70 ribu per kilonya, sekarang ia menjual kerupuk ikan Tengiri seharga Rp 80 ribu per kilonya.
"Kalau dijual Rp 80 ribu per kilonya keuntungan tak seberapa sih, tapi daripada tak bikin kerupuk, meski untung sedikit tapi masih ada pekerjaan yang bisa dilakukan ketimbang menganggur malah tak ada penghasilan," ujar Sukanda.
Selain harga ikan Tengiri yang cukup mahal, harga bahan lainnya juga ikut naik yakni tepung kanji, dan sebelumnya minyak goreng juga ikut naik.
Sebenarnya menurut Sukanda yang sudah puluhan tahun jadi pengrajin kerupuk ikan ini; bahan baku terutama ikan bisa saja menggunakan jenis ikan yang lebih murah misalkan jenis ikan Parang-parang, tapi dipastikan banyak orang yang tak tahu jenis ikan itu, kebanyakan orang tahunya jenis ikan Tengiri.
"Kalau pakai jenis ikan Parang-parang biaya pembuatan kerupuk bisa lebih murah, karena harga ikan jenis itu jauh lebih murah daripada ikan Tengiri," tutup Sukanda.
Ikan jenis Parang-parang ini ternyata banyak juga dijadikan bahan baku pembuatan kerupuk ikan. Tapi ternyata bukan cuma dibikin kerupuk, hampir rata-rata pengrajin pentol ikan di kawasan Kecamatan Kusan Hilir menggunakan ikan Parang-parang sebagai bahan baku utama dikarenakan harganya yang cukup murah.
Menjelang lebaran Idul Fitri 1443 H ini penjualan kerupuk ikan biasa-biasa saja, karena warga hanya membeli seperlunya. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.