Opini | Bumi Saijaan; Carut Marut Mengolah Impian - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Jumat, 11 Maret 2022

    Opini | Bumi Saijaan; Carut Marut Mengolah Impian

    Latah atau sekedar membangun mimpi di tengah kondisi labil. 

    Hhhmm....... mungkin sedikit berlebihan. Atau mungkin tepatnya kasak kusuk mencari kebijakan di tengah tekanan.

    Kondisi seperti ini menjadi suatu kebijakan yang menjadi bahan 'tertawaan' publik. Publik bukannya antipati dengan berbagai rencana pembangunan atau kebijakan. Tetapi menganggap itu hanya satu kebijakan latah tatkala berada di bawah tekanan.

    Kata atau bahasa ingin 'tegas' hanya satu sambungan kalimat yang mencoba membuat 'himung' entah untuk Sang Bapak atau warga. 

    Kalau ingin tegas kenapa baru sekarang ? Apakah dulu hanya cuma diam sambil manggut-manggut bak bunglon yang nempel di kursi goyang sambil sesekali berganti warna diri sesuai dengan kondisi.

    Ketika ramai beredar di dunia maya barulah mencoba mengambil sikap agar tidak mau dikatakan cuma tidur di siang bolong. 

    Semua kalimat di atas merupakan akumulasi dari berbagai kalimat yang beredar di masyarakat. Banyak permasalahan yang hanya menjadi satu atensi narasi tanpa aksi.

    Berdalih menaikkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) tanpa bisa menambal kebocoran dari dalam hanya akan menjadi satu kesia-siaan. APBD terjun bebas, biaya makin tinggi. 

    Peraturan bagai hanya satu ilusi yang tak patut diikuti. Langgar sana langgar sini berujung menjadi kasus korupsi. Kadang kasian kadang tak peduli.

    Menjadi pemimpin di negeri ini bukan suatu hadiah yang bisa berbuat sekehendak hati meski kedaulatan rakyat seperti anak tiri yang hanya bisa meratapi tanpa bisa berbuat yang berarti. (DBG)

    *Tulisan di atas mengacu dan berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers; Pers Nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...