Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Pergerakan Milenial Nusantara (Permana) menyelenggarakan webinar nasional di Gedung ITB Ahmad Dahlan Jakarta Kampus Ciputat.
Kegiatan ini mengusung tema ‘Meneguhkan Budaya Persatuan dan Toleransi’. Turut hadir sebagai narasumber Kasubdit Kontra Naratif Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayendra Eka Wardhana dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Imal Isti’mal.
Pengurus DPD IMM DKI Jakarta, Khoirul Abidin mengajak pemuda untuk terlibat aktif dalam menyuarakan budaya persatuan dan toleransi di kalangan pemuda.
”Agama dan budaya tidak bisa dihadap-hadapkan satu sama lain apalagi membuat narasi yang kontra produktif, hendaknya dihela dan dirajut dalam satu tarikan nafas dengan semangat budaya persatuan, meneguhkan nilai keberagaman dan toleransi antar sesama,” kata Khoirul.
Cak Abid (Sapaan Khorul Abidin, Red) yang juga Ketua Umum DPP Permana menilai penanggulangan paham ideologi maut dan aksi terorisme bukan hanya tugas apatarur keamanan, tetapi tugas seluruh elemen bangsa dan negara untuk saling berkolaborasi termasuk generasi milenial.
”Terorisme adalah musuh kita bersama dan jangan berikan ruang sedikitpun di Indonesia, harus diberantas sampai ke akar-akarnya,” jelas Cak Abid.
AKBP Mayendra Eka Wardhana menegaskan, terus mengupayakan untuk memberantas segala bentuk pemahaman yang mengarahkan pada paham radikalisme, aksi terorisme, dan segala bentuk penyelewengan yang memecah belah umat.
”Tahun 2021 sampai 2022 Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap 370 orang tersangka teroris. Ini kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan banyak jaringan Timur Tengah yang menyebar di seluruh Indonesia,” ujar Mayendra.
Lebih lanjut Mayendra mengatakan, pihaknya menilai paham radikalisme di Indonesia sudah menyebar kemana-mana.
”Maka kami dari Densus 88 sangat mengapresiasi diskusi ini sebagai bentuk edukasi kepada anak muda tentang penting menumbuhkan budaya toleransi untuk mempersatukan semua kalangan tanpa membeda-bedakan suku agama dan ras,” tegasnya.
Secara terpisah, Imal Isti’mal mengatakan pentingnya budaya toleransi di kalangan pemuda untuk mempererat tali silaturahmi, sehingga mampu menyatukan seluruh kalangan pemuda tanpa membedahkan suku, budaya, ras dan agama.
”Diskusi seperti ini harus terus dilakukan untuk memberi pemahaman kepada seluruh anak bangsa bahwa kita itu hidup di bawah naungan Bhinneka Tunggal Ika, dengan memiliki keberagaman yang banyak tapi disatukan dengan budaya toleransi yang saling menghargai satu sama lain,” jelas Imal. (Rel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.