Ibukota Negara Pindah ke Kalimantan, Ini Alasannya - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Rabu, 09 Februari 2022

    Ibukota Negara Pindah ke Kalimantan, Ini Alasannya

    Selain banyak yang setuju pindah ibukota negara, tapi tak sedikit juga yang menolak. Apa sebenarnya alasan perpindahan ibukota negara ? Silakan simak di bawah ini yang dikemukakan oleh Presiden RI, Joko Widodo pada komperensi pers beberapa waktu lalu.

    "Kenapa urgen sekarang ? Kita tidak bisa terus menerus membiarkan beban Jakarta dan Pulau Jawa yang semakin berat."

    Itu merupakan 1 dari sekian alasannya. Kemudia adalah; sekitar 57 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu sebanyak 150,18 juta jiwa.

    Alasan berikutnya; kontribusi ekonomi Pulau Jawa sebanyak 59 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, krisis ketersediaan air di Pulau Jawa terutama DKI Jakarta dan Jawa Timur, kondisi paling buruk berada di kawasan Jabodetabek, konversi lahan terbesar di Pulau Jawa. Dalam beberapa dasawarsa terakhir Pulau Jawa mengalami konversi lahan terbesar diantara gugus pulau lainnya di Indonesia. Tren tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depannya.

    Kemudian; pertumbuhan urbanisasi sangat tinggi sehingga berdampak pada kemacetan yang tinggi dan kualitas udara yang tidak sehat. Pada tahun 2013, Jakarta menempati peringkat ke 10 kota terpadat di dunia (UN, 2013) dan pada tahun 2017 menjadi peringkat ke 9 kota terpadat di dunia (WEF, 2017).

    Lalu; penurunan daya dukung lingkungan Jakarta. Muka air tanah turun sebanyak 7,5 hingga 10 centimer per tahun, kualitas air sebanyak 57 persen waduk tercemar berat dan 6 persen air sungai tercemar berat, serta kenaikan permukaan air laut setinggi 25 hingga 50 centimeter yang diperkirakan terjadi di tahun 2050.

    Dan, ancaman bahaya banjir, gempa bumi, dan tanah turun di Jakarta. Sekitar 50 persen wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan (ideal kota besar minimal 50 tahunan). Kemudian wilayah Jakarta terancam oleh aktivitas gunung berapi seperti Gunung Krakatau dan Gunung Gede serta potensi gempa bumi tsunami Megathrust Selatan Jawa Barat dan Selat Sunda serta gempa darat Sesar Baribis, Sesar Lembang, dan Sesar Cimandiri, selain itu penurunan tanah mencapai 35 hingga 50 centimeter selama kurun waktu tahun 2007 hingga 2017. (Red)




      Penulis : Imi Surya Putra

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...