Iwak Wadi.
Merupakan kuliner yang berbahan ikan air tawar terutama ikan Sepat, Papuyu (Betok) dan Haruan (Ikan Gabus).
Wadi, atau mawadi; merupakan cara memproses ikan agar bisa disimpan lama dan digunakan untuk beberapa waktu ke depan. Teknik ini tak cuma dikenal oleh suku Banjar di Tanah asalnya yakni di wilayah Propinsi Kalsel, tapi juga di luar Pulau Kalimantan hingga ekspatriat yang bermukim dan menjadi warga negara di negeri lain seperti di Malaysia, Singapura dan Brunei.
Iwak Wadi ini disimpan dalam suatu tempat berupa apa saja seperti toples, panci, atau kalau jaman dulu disimpan di dalam 'gadur' sejenis baskom yang terbuat dari tanah liat; ditutup sangat rapat jangan sampai kemasukan hewan kecil terutama lalat dan 'baranga', karena jika sampai kemasukan lalat maupun beranga, maka Iwak Wadi akan berulat dan dirubung Belitung sehingga tak bisa dikonsumsi lagi.
Selain 3 jenis ikan di atas, ada pula jenis ikan tawar lainnya yang juga 'diwadi' namun sangat jarang, bahkan ada pula yang bereksperimen membuat Wadi Ayam dan lainnya.
Iwak Wadi ini biasanya digoreng, dihidangkan dengan nasi yang masih mengebul, ditambah sayuran berupa daun singkong, pucuk pepaya, kacang panjang, terong kecil dan lainnya yang direbus lalu dibuatkan sambal cabe maupun sambal kacang.
Nah, kalau sudah membaca bagian atas tulisan ini, bayangkan betapa nikmatnya menyantap Iwak Wadi; sampai-sampai lupa kalau calon mertua lewat di depan, hehehe......(Red)
Penulis : Imi Surya Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.