courtesy : hype.grid |
Lagu The Virgin itu membuatku menerawang dan mengingat seorang teman yang dibalik sikapnya yang banyak bicara namun menyimpan suatu misteri. Kami sudah saling kenal dan bergaul sejak hampir 3 tahun lalu. Arman sering datang ke rumahku untuk sekedar ngobrol hingga diskusi dan sharing terkait pekerjaannya sebagai seorang jurnalis, dan pekerjaanku sebagai seorang staf di bagian pengendali mutu (quality control) pada sebuah perusahaan pertambangan.
Arman, di usianya yang mendekati kepala 4, namun masih betah hidup melajang. Mulanya aku pikir ia ragu untuk membina sebuah rumah tangga dikarenakan pekerjaannya yang belum mapan sebagai seorang jurnalis freelance, namun kiranya ada sesuatu hal yang ia sembunyikan dari sisi kehidupannya.
Suatu kali Arman pernah cerita kepadaku, sebenarnya ia sempat membina sebuah rumah tangga dengan perempuan mancanegara dari negeri jiran. Tapi tak bertahan langgeng dikarenakan kepulangannya ke kampung halamannya di pelosok Kalimantan. Isterinya WN Malaysia menolak ikut Arman. Jadilah Arman pulang kampung dengan status tetap lajang alias menjomblo.
"Aku sebetulnya sangat sayang terhadap isteriku itu, namun rasa sayangku tak sanggup menahanku untuk pulang kampung dan berkumpul dengan sanak famili," ungkap Arman dengan logat bicara salah satu etnis di pulau sulawesi.
Sekian lama aku bergaul dengan Arman, memperhatikan sikapnya dalam keseharian, akhirnya aku berkesimpulan ada sesuatu misteri dibalik kepribadiannya. Inilah sebenarnya membuatku tertarik dan ingin tahu lebih jauh mengenai diri Arman.
Sekian lama aku bergaul dengan Arman, memperhatikan sikapnya dalam keseharian, akhirnya aku berkesimpulan ada sesuatu misteri dibalik kepribadiannya. Inilah sebenarnya membuatku tertarik dan ingin tahu lebih jauh mengenai diri Arman.
Dari pengamatanku yang cukup lama, dibantu oleh sejumlah kenalan Arman lainnya, ternyata ada dugaan Arman menjalin sebuah hubungan “cinta terlarang” dengan seorang wanita yang masih berstatus isteri orang.
"Arman itu kan pacaran dengan sepupunya sendiri yang tinggal satu rumah dengannya itu," beber seorang ibu-ibu tetangga dekat Arman yang juga kenal denganku.
"Masa sih ! Sepupunya itu kan ada suaminya, punya anak pula," ujarku dengan selidik.
"Iyalah. Namanya juga cinta itu buta, suka sama suka. Apalagi suaminya jarang pulang karena kerja diluar pulau," beber ibu itu pula sok tahu.
Omongan seorang tetangga dekat Arman tempo hari denganku, kupikir boleh jadi ada benarnya juga meski harus ada beberapa orang lagi yang menguatkan dugaan itu.
Dari seorang rekan dan teman kerja Arman, kudapatkan informasi yang menguatkan dugaan Arman melakukan hubungan cinta terlarang dengan sepupunya yang telah bersuami.
Menurut rekan Arman itu, sepengetahuannya selama ini perempuan yang amat berpengaruh dalam keseharian kehidupan pribadi Arman, tidak lain merupakan sepupu sekali dari pihak ibu Arman itu.
Sofia, sepupu Arman yang telah 4 kali menikah dan berumah tangga, kini hidup bersama suaminya yang ke-4.
Kisah cinta masa lalu antara Arman dan Sofia di kala mereka masih remaja, ternyata tak pernah pupus. Tidak bersatunya mereka sebagai suami isteri yang sah, disebabkan hubungan kerabat yang amat dekat itu. Kiranya perasaan cinta yang dianggap suatu aib ini bagi keluarga mereka, terus berlangsung secara diam-diam, tak dapat pupus oleh waktu dan tempat.
"Belum ada kepikiran mau menikah lagi, betah amat menjomblo," godaku suatu kali ke Arman.
"Nikah itu gampang, yang penting kita siapkan dulu bekal untuk masa depan keluarga," dalih Arman.
"Tapi pacar tetap punya kan ?" Selidikku.
"Ada deh, itu pasti, buat hiburan biar nggak cepat keriput," sahut Arman sambil terkekeh.
Sekembalinya Arman dari perantauan rupanya membuka dan merajutkan kembali hubungan cintanya dengan Sofia yang telah memiliki seorang anak perawan itu.
Meski Sofia berstatus isteri orang, hubungannya dengan Arman terjadi secara diam-diam di saat-saat suami Sofia sedang pergi kerja di sebuah perusahaan tambang batubara diluar pulau.
Status Arman dan Sofia yang diketahui banyak orang di sekitarnya memang memiliki hubungan sebagai sepupu, memudahkan keduanya melakukan hubungan cinta terlarang mereka.
Sering kali Sofia memperlihatkan kecemburuannya manakala mendengar atau melihat Arman menjalin keakraban dengan wanita lain. Bahkan Sofia tak jarang malah mencari tahu tempat tinggal wanita yang ia dengar telah menjalin keakraban dengan Arman itu.
"Kalau cari pacar nggak usah seperti cewek yang dibawa kesini kemaren. Cewek itu kayaknya cewek nggak benar, anak mana sih dia ?" Tanya Sofia penuh selidik setelah Arman balik ke rumah usai mengantar seorang teman ceweknya.
"Nggak lah, dia cuma teman aja yang pingin main ke rumah," sahut Arman datar tanpa tekanan.
"Teman.....apa teman ?" balas Sofia sinis.
Sementara Burhan, suami Sofia, pria pendiam ini lebih berkutat dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Tampaknya ia tidak punya cukup waktu memperhatikan keakraban isterinya dengan Arman yang ia panggil dengan sebutan abang itu.
Tak ada tanda-tanda di wajah Burhan yang membersitkan dirinya menaruh kecurigaan terhadap perilaku isterinya sehari-hari.
"Kalau aku sedang kerja nggak ada di rumah ini, maka abang lah sebagai ganti kepala rumah tangga. Saya kan baru bisa pulang setengah bulan sekali bila terkena jadual libur sebanyak 3 hari," kata Burhan suatu kali ke Arman.
Mendengar penuturan Burhan itu, Arman cuma diam saja tanpa menatap Burhan. Namun dalam pikirannya Arman sempat-sempatnya menghitung jadual kerja kapan ia mulai dan kapan ia libur.
Sofia, wanita berperawakan tinggi semampai dengan kulit bersih dan raut wajah cukup cantik. Di usianya yang mendekati 40 tahun, Sofia tampak masih seperti wanita berusia 20 tahunan.
Terkadang aku juga suka membayangkan Sofia pada saat kesendirianku menjelang tidur.
"Betapa beruntungnya pria yang mendapatkan Sofia, meski janda empat kali pun aku tak menolaknya," lamunku sambil mendekap guling erat-erat seolah sedang mendekap Sofia.
Ah, rupanya aku sudah melantur kemana-mana terbawa alunan lagu yang sedang hit itu.
~~Tuhan.....berikan aku hidup satu kali lagi hanya untuk bersamanya.....kumencintai.......nya, sungguh mencintai.......nya......~~ (ISP)
Ah, rupanya aku sudah melantur kemana-mana terbawa alunan lagu yang sedang hit itu.
~~Tuhan.....berikan aku hidup satu kali lagi hanya untuk bersamanya.....kumencintai.......nya, sungguh mencintai.......nya......~~ (ISP)
*Kesamaan nama, tempat & karakter hanyalah kebetulan, ini hanyalah fiktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.