Perayaan di malam pergantian Tahun Masehi ini tampaknya sudah menjadi budaya dunia dan dilaksanakan oleh lintas kepercayaan dan lintas agama bukan cuma terbatas di lingkungan mereka yang menganut Agama Kristen saja.
Tak terkecuali di Indonesia yang rakyatnya sekitar 85 persen menganut Agama Islam, pun banyak yang ikut merayakan malam pergantian Tahun Masehi itu yang berdasar pada perhitungan Kalender Gregorian. Kalau mau jujur kebanyakan orang Indonesia pasti lebih mengenal Kalender Masehi (Gregorian) daripada Kalender Hijriyah, karena tenti saja Kalender Masehi digunakan oleh seluruh negara di dunia.
Kebanyakan orang yang mengaku beragama Islam di Indonesia, silakan tanya apakah mereka lebih kenal Kalender Masehi daripada Kalender Hijriyah yang nama-nama bulannya dalam Bahasa Arab. Apalagi Kalender Masehi digunakan setiap hari; untuk menghitung dan menentukan hari-hari kerja oleh seluruh instansi, lembaga, perusahaan hingga keperluan pribadi, serta menentukan hari-hari sekolah.
Kalaupun banyak yang mengingatkan umat Islam untuk tak merayakan perayaan pergantian Tahun Masehi dengan dalih bertentangan dengan ajaran Islam; ini tak banyak didengar dan diikuti, kalaupun ada jumlahnya sedikit dibanding yang ikut merayakan pergantian Tahun Masehi.
Tampaknya bukan cuma di Indonesia fenomena seperti itu tapi juga di banyak negara di dunia tak peduli apa agama mayoritas rakyatnya.
Bagi mereka yang merayakan pergantian Tahun Masehi pasti punya alasannya masing-masing, yang kebanyakan hanya untuk faktor kesenangan saja alias have fun setelah tahun sebelumnya ikut merayakannya.
Dihimpun dari beberapa sumber; terdapat sejumlah negara yang tak merayakan ataupun melarang perayaan pergantian Tahun Masehi, diantaranya adalah; Arab Saudi. Di negara tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW dan Agama Islam ini, perayaan pergantian Tahun Masehi dianggap ilegal karena dianggap bukan bagian dari syariat Islam. Disini yang dirayakan adalah pergantian Tahun Hijriyah.
China.
Di negaranya Wong Fei Hung dan Cheng Ho ini perayaan pergantian Tahun Masehi juga dilarang. Di negara yang masih berjubah komunisme ini digunakan Kalender Lunar sebagai patokan, yang mereka rayakan adalah Imlek atau Tahun Baru China yang biasanya jatuh pada tanggal 21 januari hingga 20 Pebruari pada Kalender Masehi.
Bangladesh.
Negara dengan rakyatnya mayoritas memeluk Islam ini juga tak merayakannya. Tapi di negara ini merayakan Bengali yang jatuh pada tanggal 14 April pada Kalender Masehi. Bengali dirayakan dengan pawai, bernyanyi atau menari.
Iran.
Di negara kaum Syi'ah ini tahun baru dirayakan pada setiap tanggal 21 Maret pada Kalender Masehi karena menyesuaikan dengan Kalender Persia. Tanggal 21 Maret itu menurut Kalender Persia sebagai hari pertama pertanda dimulainya Musim Semi.
India.
Di negerinya Shah Rukh Khan ini yang dirayakan adalah Diwali (Deevali) yang jatuh pada akhir Oktober dan awal Nopember pada Kalender Masehi. Selain itu mereka juga merayakan Puthandu yang jatuh pada tiap tanggal 14 April sama seperti di Iran, karena ke 2 bangsa itu masih memiliki hubungan rasial sebagai rumpun Bangsa Arya; Bangsa Persia dan Bangsa Hindustan.
Selamat merayakan datangnya tahun 2022 bagi yang merayakannya. (Red)
Editor : Imi Surya Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.