"Komunikasi dengan warga harus jalan, warga berbondong-bondong datang ke fasilitas kesehatan minta divaksin, tapi dikatakan kosong, padahal kata Dinkes sudah didistribusikan, mana yang benar ?" Bang Dhin, panggilan akrab Wakil Ketua DPRD Propinsi Kalsel itu mempertanyakan.
Bang Dhin mengatakan, selain komunikasi yang baik diperlukan koordinasi yang terjalin juga antara Dinkes dengan faskes dan/atau penyelenggara vaksin agar tercipta cakupan vaksin yang efektif.
"Memang seharusnya, pendataan itu penting, setiap Lurah, Kepala Desa, atau Ketua RT punya data, warganya sudah berapa yang divaksin, yang belum berapa. Nah yang belum itu dibantu mencarikan di faskes mana yang ada. Serta supaya efisien, Dinkes Propinsi/Kabupaten/Kota dan Puskesmas buka data stok vaksin ke publik melalui update-an media sosial masing-masing dan tidak lupa menyertakan kontak person. Jadi tak perlu repot untuk datang ke faskes sekedar menanyakan ada vaksin atau tidak," kata Bang Dhin pula, yang diketahui sangat aktif di media sosial ini.
Masyarakat diminta tidak kuatir terkait stok vaksin Covid-19 yang dilaporkan di beberapa daerah ketersediaannya minim bahkan langka.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan persoalannya bukan karena vaksin Covid-19 langka atau pengiriman terputus dari negara produsen.
Berdasarkan informasi diketahui pengiriman vaksin dari luar negeri dilakukan bertahap; Juli ada 25 juta dosis, Agustus antara 30 hingga 40 juta dosis, dan September 40 hingga 50 juta dosis. (Red/Rel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.