Sebut saja nama pengrajin kerupuk tersebut adalah Sukanda. Ia selama ini bersama istrinya tetap membuat kerupuk meski di masa pandemi Covid-19. Dan yang perlu diapresiasi dari pasangan suami istri ini adalah tetap mempertahankan bahan baku dasar kerupuk hanya pada ikan tengiri.
"Meski ikan tengiri ini tak jarang harganya cukup mahal, tapi kami tetap tak mengganti bahan dasar kerupuk misalkan ke jenis ikan parang-parang yang harganya jauh lebih murah," ungkap Sukanda yang meneruskan usaha pembuatan kerupuk ikan tengiri ini dari ibunya.
Ketika ditanya apakah pernah mendapat perhatian dari Pemkab setempat terkait bantuan permodalan, Sukanda mengungkapkan selama ini ada memang perhatian dan bantuan tersebut, namun ia sendiri tak pernah memperolehnya.
"Beberapa kali dari pihak pemerintah mendata para pengrajin kerupuk ikan ini, tapi saya tak pernah memperolehnya, yang dapat justru yang bukan pengrajin aktif. Tapi biarlah....yang penting saya jalan sajalah dengan modal sendiri," jelas Sukanda.
Diakuinya selama pandemi Covid-19 ini penjualan kerupuk ikannya mengalami penurunan cukup drastis, sehingga ia pun membuat kerupuk sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Kerupuk ikan ini banyak dibeli untuk sebagai olah oleh mereka yang mengunjungi Pagatan, atau semacam buah tangan. Karena berkurangnya tingkat pengunjung di masa pandemi ini ke Pagatan, maka berimbas pula terhadap penjualan kerupuk," kata Sukanda.
Nah, bagi yang ingin merasakan kerupuk yang benar-benar berbahan dasar ikan tengiri tanpa campuran ikan jenis lain, bisa langsung datang ke tempat pembuatannya di Jalan Karya 1 Desa Batuah Kecamatan Kusan Hilir, atau bisa menghubungi ke ponsel/WA : 085248001617. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.